Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNPT dan Fatayat Lantik 500 Juru Dakwah Perempuan Anti-radikalisme

Kompas.com - 21/04/2017, 21:59 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal Suhardi Alius dan Ketua Umum Fatayat NU Anggia Ermarini melantik 500 daiyah atau juru dakwah perempuan anti-radikalisme Fatayat NU di Bandung, Jawa Barat, Jumat (21/4/2017).

"Ini adalah bagian dari upaya BNPT dalam memperkuat sinergi dalam penanggulangan terorisme melalui media dakwah. Apalagi, faktanya kaum perempuan juga menjadi sasaran utama radikalisme dan terorisme," kata Kepala BNPT sebagaimana dikutip Antara.

Menurut dia, keberadaan para daiyah Fatayat NU ini nantinya akan menjadi mitra strategis BNPT dalam menggaungkan pencegahan terorisme dari kalangan perempuan dan anak-anak.

(Baca: BNPT-Kepolisian Saudi Bahas Penanggulangan Terorisme)

Ia mengatakan peranan perempuan sangat penting dalam membendung radikalisme dan terorisme dari level paling dasar, yaitu keluarga.

Untuk itu, para perempuan harus dibekali dengan pemahaman tentang bahaya dan ancaman radikalisme dan terorisme, serta dikuatkan rasa cinta Tanah Air dan bela negara.

"Kami berharap dengan adanya daiyah antiradikalisme upaya kita untuk membendung penyebaran radikalisme dan terorisme di Indonesia bisa lebih maksimal," kata Suhardi seraya mengatakan BNPT juga telah bekerja sama dengan Muslimat NU.

Suhardi berharap banyak dari organisasi perempuan seperti Fatayat dan Muslimat NU, juga dengan organisasi lain di Indonesia, agar terus bergandengan tangan menyebarkan nilai agama serta ideologi bangsa sesuai dengan NKRI.

Ketua Umum Fatayat NU Anggia Ermarini menegaskan, daiyah antiradikalisme siap berusaha keras untuk menjadi fasilitator di tengah-tengah masyarakat terutama dalam membangun kesadaran masyarakat terhadap ancaman radikalisme dan terorisme.

(Baca: BNPT Manfaatkan Riset Kampus Antisipasi Radikalisme Pendidikan)

Menurut dia, dewasa ini kaum perempuan menghadapi sebuah tantangan baru dengan menyebarnya paham-paham radikal di tengah masyarakat dengan sasasaran bukan hanya kaum laki-laki, tetapi juga kaum perempuan dan anak-anak.

"Sudah banyak bukti di depan mata kita bahwa betapa banyak anak-anak yang terpengaruh radikalisme dan terorisme. Kami berharap melalui daiyah antiradikalisme ini, kami juga bisa berperan dalam menangkal paham radikal terorisme," kata Anggia.

Menurut Anggia saat ini baru ada 500 daiyah antiradikalisme dan seluruhya berada di Pulau Jawa. Ia berharap kedepan jumlah daiyah antiradikalisme terus bertambah dan tersebar di seluruh Indonesia.

Kompas TV Antisipasi Terorisme di Indonesia (Bag 2)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com