Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNPT Dalami Keterlibatan Anggota DPRD Pasuruan dalam Kelompok Radikal

Kompas.com - 10/04/2017, 13:38 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Aparat penegak hukum tidak mau menduga-duga mengenai keterlibatan anggota DPRD Kabupaten Pasuruan dari Partai Keadilan Sejahtara, Muhammad Nadir Umar, dalam kelompok radikal.

Saat ini, aparat penegak hukum lebih memilih melakukan pendalaman terlebih dahulu terhadap dugaan tersebut, setelah Nadir dideportasi saat berada di perbatasan Turki-Suriah.

"Kan itu baru sebatas dugaan-dugaan. Mesti dilihat hasil pemeriksaan," ujar Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius di Kompleks Istana Presiden, Senin (10/4/2017).

Suhardi mengatakan, aparat mesti teliti serta hati-hati sebelum menyimpulkan apa benar Nadir terlibat kelompok radikal.

"Bukannya kami tidak bisa mengambil kesimpulan itu. Tapi karena masih pendalaman oleh teman-teman Densus 88 (Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri). Nanti bisa salah kalau kami mengambil kesimpulan itu," ujar Suhardi Alius.

Suhardi mengatakan, yang pasti, polisi sudah memeriksa Muhammad Nadir. Keberadaan Nadir pun dipantau oleh aparat hukum.

Selain mendalami keterangan Nadir, polisi juga mendalami yayasan yang digunakan Nadir untuk menyalurkan bantuan bagi pengungsi Palestina di Turki dan Lebanon.

Polisi ingin mengetahui apakah penyaluran bantuan melalui yayasan itu merupakan modus pembiayaan bagi kelompok radikal atau bukan.

Suhardi Alius mengatakan bahwa banyak kasus pembiayaan kelompok radikal berkedok yayasan bantuan kemanusiaan. Oleh sebab itu, penyelidikan soal latar belakang yayasan tersebut juga penting untuk mengungkap perkara ini.

"Banyak motifnya humanitarian atau bantuan kemanusiaan, tapi ternyata untuk foreigner (orang asing) yang kemudian menjadi fighter," ujar Suhardi.

Otoritas Turki sebelumnya mendeportasi dua orang warga negara Indonesia pada Sabtu (8/4/2017) kemarin karena masuk ke perbatasan Suriah.

(Baca: Anggota DPRD Fraksi PKS Dideportasi karena Masuk Perbatasan Turki-Suriah)

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Rikwanto menjelaskan, WNI pertama bernama Muhammad Nadir Umar, anggota DPRD Kabupaten Pasuruan dari Partai Keadilan Sejahtara. Dia dideportasi di Bandara Juanda, Sidoarjo.

Sementara WNI kedua bernama Budi Mastur, berstatus usaha swasta dan aktif di LSM Forum Dakwah Nusantara. Budi diketahui dideportasi melalui Bandara Husein Sastra Negara Bandung.

Sedangkan, Presiden PKS Sohibul Iman mengaku terkejut dengan pemberitaan tersebut. PKS akan terus mendalami permasalahan tersebut, baik dari informasi internal partai maupun dari pihak kepolisian.

Ia juga mengatakan, pengurus partai sama sekali tidak mengetahui kepergian Nadir ke luar negeri.

(Baca: Kadernya Dideportasi di Perbatasan Turki-Suriah, Ini Tanggapan PKS)

Kompas TV Polda Jatim Klarifikasi M.Nadir Umar Tidak Terkait ISIS
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com