JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius membela kinerja polisi dalam peristiwa tewasnya enam orang sekaligus terduga teroris di Tuban, Jawa Timur.
Berdasarkan laporan yang diterimanya, keenam terduga teroris tersebut seluruhnya bersenjata.
Oleh sebab itu, posisi polisi yang melakukan penyergapan juga terancam nyawanya.
"Kalau mereka bersenjata, ada enggak opsi untuk menyerah? Kan susah juga. Anggota juga dalam posisi terancam jiwanya. Kalau enggak menembak, anggota yang mati," ujar Suhardi di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Senin (10/4/2017).
(baca: Kontak Senjata dengan Polisi, Enam Terduga Teroris di Tuban Tewas)
Suhardi sadar tindakan polisi menembak mati terduga teroris yang mengancam seringkali berbuah kritik.
Namun, Suhardi minta publik, khususnya mereka yang mengkritik, melihat situasi dengan obyektif bahwa aparat sulit membawa para pelaku hidup-hidup.
"Mari kita evaluasi secara obyektiflah. Kemarin bersenjata semua yang saya dengar laporannya. Posisi petugas juga dalam posisi sulit. Mari kita obyektif dalam melihat itu semuanya," ujar Suhardi.
(baca: Pistol Terduga Teroris Tuban Tak Meletus, Danramil Luput dari Maut)
Soal bagaimana pertanggungjawaban aparat terhadap tewasnya enam orang tanpa melalui proses hukum terlebih dahulu itu, Suhardi mengatakan, polisi sudah memiliki mekanisme pengawasan sendiri.
"Itu nanti ada prosedurnya. Untuk mengeluarkan pelurunya saja harus ada prosedur kok, apalagi nembak," ujar Suhardi.
Polisi gabungan dari Polres Tubanm Brimob dan TNI menembak mati enam orang terduga teroris dalam kontak senjata di Tuban, Jawa Timur, Sabtu (8/4/2017) pukul 17.00 WIB.
(baca: Polisi Tembak Mati 6 Terduga Teroris, Komnas HAM Bertanya "Berapa Nyawa Lagi?")
Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes (Pol) Frans Barung Mangera mengatakan, keberhasilan melumpuhkan para terduga teroris itu menjadi hal penting bagi pihaknya untuk kemudian bisa melacak dan melumpuhkan kelompok teroris lainnya.
Selain menambak mati enam orang, petugas gabungan juga menangkap satu orang lainnya.
Petugas juga mengamankan satu unit mobil Daihatsu Terios putih bernomor polisi H 9037 BZ, beberapa handie talkie, satu kotak kotak peluru aktif dan beberapa buku.