Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perlawanan terhadap KPK, mulai Serangan Fisik hingga Klenik

Kompas.com - 12/04/2017, 06:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan mendapat serangan fisik.

Ia disiram cairan diduga air keras oleh orang tak dikenal sesusai shalat subuh di masjid di dekat rumahnya di kawasan Kelapa Gading, Jakarta, Selasa (11/4/2017).

Sebelum serangan tersebut, Novel sudah merasa ada yang mencurigakan. Belakangan, ada orang membututinya.

Berbagai pihak mencurigai serangan tersebut berkaitan pengusutan kasus korupsi. Memang, Novel kerap menangani pengusutan kasus-kasus besar, salah satunya korupsi proyek e-KTP.

Teror terhadap Novel bukan hanya sekali. Pada 2016 lalu, mantan polisi itu ditabrak secara sengaja dengan mobil oleh orang yang tidak dikenal.

Pegawai KPK lainnya juga merasakan hal yang sama. Salah seorang penyidik KPK bernama Afif juga mengalami teror berupa ancaman bom dan perusakan mobil miliknya dengan air keras.

Para pegawai KPK sudah mengerti apa yang mereka hadapi ketika berhadapan dengan koruptor. Teror menjadi hal yang jamak terjadi.

Soal teror terhadap KPK sudah terungkap sejak lembaga tersebut dipimpin Antasari Azhar.

Antasari mengaku sudah terbiasa menghadapi ancaman. Dulu ketika menjabat Ketua KPK, setiap hari Antasari mendapat pesan singkat bernada ancaman.

"Itu sarapan pagi saya," kata Antasari.

Serangan terhadap KPK bukan hanya lewat teror fisik. Teror berbau klenik juga berkali-kali dialami.

Hal itu diakui Busyro Muqoddas yang mengaku sering memperoleh teror klenik selama memimpin KPK.

Berikut artikel soal perlawanan terhadap KPK yang pernah dimuat Kompas.com.

Benda mistis di Gedung KPK

Pada April 2010, sebuah bungkusan kantong plastik hitam berisikan kulit kayu bertorehkan tulisan tak dikenal dengan tinta merah, ditemukan oleh petugas keamanan KPK.

Menurut Juru Bicara KPK ketika itu, Johan Budi, benda mistis itu ditemukan penjaga KPK saat pemeriksaan rutin gedung KPK pada pagi hari.

Ternyata, benda mistis yang ditemukan tidak hanya satu buah. Penjaga KPK juga menemukan satu bungkusan plastik yang berbentuk seperti bungkus balsem dalam plastik putih.

"Awalnya penjaga melihat ada gundukan tanah yang tidak wajar di halaman KPK, ketika digali kami menemukan benda tersebut," terang Johan.

Ternyata, benda-benda aneh seperti itu bukanlah yang pertama kalinya ditemukan oleh pihak KPK.

Menurut Johan, pernah juga ditemukan serpihan garam betebaran di satu lokasi tertentu di halaman gedung KPK.

 

Halaman:


Terkini Lainnya

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic', Jokowi: Benar Dong

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic", Jokowi: Benar Dong

Nasional
Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Nasional
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Nasional
Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tersenyum lalu Tertawa

Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tersenyum lalu Tertawa

Nasional
Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Nasional
Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Nasional
Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Nasional
Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Nasional
PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

Nasional
Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Nasional
Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Nasional
Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Nasional
PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com