Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atmosfer Baru Velodrom Jakarta

Kompas.com - 10/04/2017, 21:30 WIB

Oleh: HELENA FRANSISCA NABABAN

Bulan November 2011. Waktu itu kondisi velodrom di Jakarta masih apa adanya. Namun, atlet balap sepeda Indonesia, Uyun Muzizah, berhasil merebut tiga medali emas dalam perlombaan balap sepeda disiplin trek Pesta Olahraga Bangsa-bangsa di Asia Tenggara (SEA Games) 2011.

Lagu "Indonesia Raya" yang berkumandang keras diikuti selebrasi Uyun, "sang ratu velodrom" yang naik sepeda berkeliling lintasan velodrom diselubungi bendera Merah Putih, seolah menutup mata semuanya akan situasi arena yang sebetulnya sudah tidak pas.

Ketika menjadi tuan rumah SEA Games 2011, Indonesia hanya membenahi velodrom Jakarta atau stadion balap sepeda dengan membersihkan arena, mengecat ulang, dan merapikan arena. Velodrom yang terbuka itu riskan terkena dampak cuaca karena saat SEA Games digelar waktu itu, musim hujan sudah tiba. Ini luput dari perhatian panitia penyelenggara.

Benar saja. Di perlombaan nomor-nomor trek hari kedua, 20 November 2011, hujan deras mengguyur arena. Sejumlah nomor terpaksa ditunda. Yang memprihatinkan adalah atap paddock atau tempat sepeda atlet yang terletak di tengah-tengah velodrom bocor. Para atlet dan ofisial menyelamatkan sepeda mereka.

Itu adalah sepenggal kenangan dari velodrom Jakarta yang sudah cukup tua tetapi masih digunakan untuk pesta olahraga bangsa-bangsa Asia Tenggara.

Pada 2018, Jakarta akan menjadi tuan rumah Asian Games XVIII. Indonesia menggantikan Vietnam yang mengundurkan diri pada 2014 setelah menyatakan tidak mampu secara finansial.

Situasi saat terpilih itu sama saat Indonesia terpilih sebagai tuan rumah SEA Games 2011. Arena dan stadion utama yang dimiliki sebagian besar adalah arena yang sudah berusia puluhan tahun. Salah satunya adalah velodrom yang butuh direnovasi.

Mengacu pada berita Kompas tahun 1972, velodrom Jakarta yang akan dipakai untuk lomba balap sepeda merupakan stadion balap sepeda yang dibangun November 1972. Velodrom dibangun atas prakarsa Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin untuk kepentingan PON 1973.

Sebelumnya velodrom sempat diusulkan kepada Menteri Olahraga Maladi untuk kepentingan Asian Games 1962. Namun, waktu itu tidak ada jawaban.

Puspita Mustika Adya, mantan pebalap trek nasional yang aktif membalap dari pertengahan 1980-an hingga awal 2000 dan kini aktif di bidang kepelatihan balap sepeda, menuturkan, saat dibangun pertama, velodrom Jakarta memiliki lintasan sepanjang 400 meter. Dibangun sebagai velodrom terbuka, lintasan terbuat dari beton.

Dibekali anggaran senilai Rp 270 juta, PT Pembangunan Jaya membangun dengan standar- standar internasional balap sepeda. Selain panjang lintasan, kelengkungan dan kemiringan mencapai 45 derajat. Sebagai sarana pendukung olahraga saat itu, dari berita Kompas 1972- 1973, jelas velodrom merupakan bangunan megah pada masanya dan sudah memenuhi standar internasional waktu itu.

Namun, karena berbentuk terbuka, lintasan velodrom rawan rusak. Betul saja, ketika Indonesia menjadi tuan rumah SEA Games 1987, velodrom, terutama lintasan, rusak. Panitia SEA Games harus membongkar dan memperbaikinya.

"Untuk keperluan SEA Games itu, panjang lintasan berubah menjadi 333 meter, kemiringan juga berubah, dan masih standar internasional pada saat itu," kata Puspita.

Dengan perubahan tersebut, atlet-atlet Indonesia masih mampu memecahkan rekor nasional di sejumlah nomor, seperti 200 meter, 1 kilometer, dan 4.000 individual pursuit putra. "Pecah rekor nasional dengan lintasan keras karena konkret. Lintasan semen begitu sangat berat untuk sepeda," ujar Puspita.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com