Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Kontingen Indonesia Hapus Penat Selama Misi Perdamaian di Sudan

Kompas.com - 15/03/2017, 19:14 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bekerja di negeri orang dengan kegiatan beresiko tinggi kadang membuat perwakilan Polri di Sudan jengah dengan rutinitas. Terlebih lagi, di sana tidak ada tempat hiburan seperti yang banyak ditemui di Indonesia.

Toko besar pun tak ada, hanya pasar tradisional dan toko-toko kecil untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Kultur di sana juga jauh berbeda dengan negeri sendiri.

"Masyarakatnya berbeda, pendekatannya berbeda, jadi jauh lebih kompleks dari sini (Indonesia)," ujar Kepala Satgas FPU ke-8 AKBP John Huntal Sitanggang di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Rabu (15/3/2017).

Beberapa bulan pertama dirasa sulit untuk beradaptasi. Namun, akhirnya mereka terbiasa mencari sendiri hiburan untuk melepas penat. Dengan kondisi seadanya, mereka berusaha menyulap Garuda Camp, tempat mereka tinggal selama setahun, menjadi "pusat hiburan".

(Baca: Cerita Kontingen Polri yang Bertugas di Wilayah dengan Kriminalitas Tinggi di Sudan)

John mengatakan, biasanya mereka menonton film bersama, bermain gitar sambil bernyanyi, hingga berjoget. Bahkan, joget "poco-poco" khas Indonesia terkenal di masyarakat sekitar perkemahan mereka karena kerap diajak menari bersama.

"Kita adakan tarian Gemu Famire Maumere bareng, poco-poco kita di sana tuh sudah terkenal. Jadi kita ajarkan di sana," kata John.

John mengatakan, pendekatan yang mereka lakukan kepada warga sekitar yakni dengan mengajak berinteraksi bersama. Termasuk bermain beragam pertandingan seperti sepak bola dan bulu tangkis.

Menurut dia, sangat penting membangun relasi dengan masyarakat sekitar agar merasa seperti di rumah sendiri.

(Baca: Tertahan 40 Hari di Sudan, Empat Polisi Tunda Pernikahan)

"Dengan masyarakat kita berkali-kali mengadakan kegiatan charity yang berkaitan dengan kemanusian dengan tujuan agar kita diterima di tempat bertugas," kata dia.

Begitu kontingen FPU 8 meninggalkan El Fasher dan diganti dengan tim baru, banyak testimonial positif yang ditinggalkan masyarakat sekitar dan juga perwakilan polisi dari negara lain.

Perwakilan Indonesia, kata John, juga kerap mendapat pujian dari dari UNAID dan PBB karena dianggap cepat tanggap, mudah berbaur, dan mengamankan zona dengan tingkat kriminalitas tertinggi di Sudan dengan baik.

Kompas TV TNI Bantah Ada Anggotanya Selundupkan Senjata di Sudan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com