Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenlu Pastikan Siti Aisyah Merupakan WNI

Kompas.com - 25/02/2017, 20:05 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Luar Negeri telah memastikan bahwa Siti Aisyah merupakan warga negara Indonesia.

Kepastian diperoleh setelah Tim Perlindungan WNI Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur melakukan kunjungan kekonsuleran kepada Siti Aisyah di Kantor Kepolisian Cyberjaya, pukul 10.30 waktu setempat.

"Pertemuan dilakukan dalam 2 tahap," kata Direktur Perlindungan WNI dan Bantuan Hukum Indonesia Kemenlu, Lalu Muhammad Iqbal, dalam keterangan tertulis, Sabtu (25/2/2017).

Iqbal menjelaskan, pada tahap I wakil KBRI melalukan pemindaian sidik jari menggunakan perangkat bergerak, guna memverifikasi kewarganegaraan berdasarkan data paspor. Tahap II, pejabat kekonsuleran menemui Siti Aisyah.

Dalam pertemuan yang berlangsung 30 menit tersebut, ada sejumlah hal yang dilakukan pejabat kekonsuleran KBRI Kuala Lumpur.

(Baca juga: Pemerintah RI Dapatkan Akses Kekonsuleran untuk Temui Siti Aisyah)

Pertama, memastikan kondisi kesehatan Siti Aisyah serta bertanya apakah memerlukan tindakan medis khusus.

Kedua, meminta persetujuan WNI asal Serang itu untuk diberikan pendampingan hukum dari pengacara yang ditunjuk. Ketiga, Iqbal mengatakan, pejabat konsuler juga menjelaskan hak-hak hukum Siti Aisyah.

Keempat, meminta informasi awal untuk memberikan bantuan hukum.

"Kelima, menanyakan jika ada hal yang ingin disampaikan kepada keluarga," ujarnya.

Dari hasil konfirmasi, ia menambahkan, sidik jari perempuan yang diduga membunuh Kim Jong Nam yang merupakan saudara tiri penguasa Korea Utara, Kim Jong Un, sesuai dengan data paspor.

(Baca juga: KBRI: Meski Ditahan, Siti Aisyah dalam Kondisi Sehat)

Selain itu, Siti Aisyah juga memastikan bahwa dirinya dalam kondisi sehat dan mendapat perlakuan yang baik selama masa penahanan.

"SA juga menyampaikan persetujuan untuk mendapatkan pendampingan hukum dari pengacara yang ditunjuk KBRI," kata Iqbal.

Dalam waktu dekat, Kemenlu akan menghubungi keluarga Siti Aisyah. Selain itu, ia berharap, agar aparat kepolisian Malaysia selalu memberikan perkembangan terkait Siti Aisyah melalui pengacara yang telah ditunjuk sebelumnya.

Kompas TV Setelah melakukan uji laboratorium terhadap bagian tubuh Kim Jong Nam yang diusap dua pelaku pembunuhan, polisi malaysia berkesimpulan, kakak tiri pemimpin korea utara kim jong un ini tewas akibat zat kimia. Salah satunya racun VX. Racun VX, merupakan yang paling mematikan di dunia. Oleh karena itu, 2 pelaku yang mengusapkan racun ke muka Kim Jong Nam, langsung mencuci tangan mereka, setelah melakukan aksinya. Racun VX tak hanya membunuh Kim Jong Nam, tapi juga sempat membuat seorang pelaku muntah. Meski telah menemukan keberadaan racun VX, Polisi Malaysia kini masih melakukan uji terhadap jasad Kim Jong Nam, mencari kemungkinan zat kimia lain yang digunakan untuk membunuh kakak tiri pemimpin Korea Utara ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com