Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dapat Pujian SBY, Ini Tanggapan Wiranto

Kompas.com - 13/02/2017, 07:34 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto menilai bahwa apresiasi dari Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak tepat jika ditujukan kepada dirinya.

SBY memuji sikap Wiranto yang tidak menggunakan pendekatan kekuatan maupun kekuasaan saat menerima pimpinan FPI Rizieq Shihab beserta sejumlah tokoh dari Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) di rumah dinasnya pada Kamis (9/2/2017) sore.

"Pujian itu agak kurang tepat karena seharusnya ditujukan pada pemerintahan Jokowi-JK (Joko Widodo-Jusuf Kalla," ujar Wiranto melalui keterangan tertulis kepada Kompas.com, Minggu (12/2/2017). 

"Apapun yang saya lakukan selalu dilaporkan pada Presiden dan dikoordinasikan ke Kapolri dan kementerian/lembaga terkait," kata dia.

Wiranto menuturkan, pertemuan sebelum aksi 11 Februari tersebut merupakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang "pembantu presiden".

Dia juga menegaskan, dalam pertemuan tersebut dirinya hanya mengemban misi pemerintah.

"Dalam pertemuan dengan para ulama saya berperan sebagai menteri yang mengkoordinasikan hukum, politik dan keamanan yang mengemban misi pemerintah dan bukan merupakan kepentingan atau misi pribadi," kata Wiranto.

Selain itu, Wiranto juga mengapresiasi pelaksanaan acara doa dan tausiyah pada 11 Februari 2017 lalu berjalan aman dan damai.

Menurut dia, komitmen para ulama dari GNPF-MUI yang disampaikan padanya saat pertemuan, benar-benar dijalankan.

"Bahkan saya membaca ada sebuah pernikahan yang dilangsungkan di Katedral sampai dikawal dan dipayungi oleh peserta acara. Ini menunjukkan komitmen para ulama kepada saya yang disampaikan sehari sebelumnya untuk menjaga acara agar berjalan aman, tertib dan damai benar-benar dilaksanakan secara konsisten," ucapnya.

Ucapan terima kasih dan apresiasi kepada Wiranto juga disampaikan SBY melalui akun twitter pribadinya @SBYudhoyono, Jumat (10/2/2017).

"Alhamdulillah,akhirnya pemerintah bertemu para pemimpin Aksi Damai. Pertemuan sejuk. Terima kasih Pak Wiranto, Habib Rizieq & yg lain *SBY*," kata SBY.

SBY menilai dialog yang dilakukan Wiranto dan Rizieq Shihab kemarin penting, sebab dialog tersebut menandakan bahwa pemerintah menggunakan soft power dalam mencari solusi, bukan mengedepankan kekuatan dan kekuasaan.

(Baca: Menurut SBY, Pertemuan Wiranto dan Rizieq Shihab Menyejukkan)

Sebaliknya, para pemimpin aksi damai juga menghormati keinginan dan harapan pemerintah untuk menjaga kerukunan, stabilitas sosial, dan keamanan Jakarta.

"Amat melegakan pernyataan Habib Rizieq yg dukung tegaknya NKRI, Pancasila & Kebhinnekaan. Rakyat Indonesia ingin dengar secara langsung," tulis SBY.

"Pak Wiranto telah berikan contoh baik. Negara & pemerintah perlakukan rakyatnya dgn hati & kasih sayang, bukan kekuasaan & kebencian. *SBY*," tambahnya.

(Baca juga: SBY: Kalau Ada Kebencian Satu sama Lain, Kita Semua Menangis)

Kompas TV Menko Polhukam Wiranto bertemu dengan Ketua GNPF MUI dan pimpinan FPI Rizieq Shihab, terkait rencana aksi massa 11 Februari mendatang. Wiranto menegaskan, meskipun akan ada aksi massa pada 11 Februari nanti, dipastikan tidak akan melanggar hukum apalagi mengganggu tahapan pilkada serentak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

Nasional
BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

Nasional
PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

Nasional
BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

Nasional
Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

Nasional
Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com