Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Candra Malik
Praktisi Tasawuf

Praktisi tasawuf yang bergiat dalam kesenian dan kebudayaan. Menulis artikel dan cerita pendek di media massa, buku-buku bertema spiritual, dan novel, serta mencipta lagu dan menyanyi. Berkiprah sebagai Wakil Ketua Lesbumi (Lembaga Seni dan Budaya Muslimin Indonesia) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama masa khidmat 2015-2020.

Cinta, Benci, dan Disfungsi Hati

Kompas.com - 11/02/2017, 18:18 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorHeru Margianto

Sebentar lagi 14 Februari. Semakin banyak yang membicarakan sejarah Valentine, tapi semakin sedikit yang membicarakan Cinta. Semakin banyak yang mendiamkan Cinta, tapi semakin banyak pula yang mendiamkan kebencian.

Tatkala seseorang memilih tidak ikut membicarakan kebencian, bisa jadi itu karena ia tidak ingin terlibat konflik. Namun, oleh masyarakat modern yang terus mengomentari apa saja, ia bisa dituding terlibat perilaku pembiaran terhadap kebencian.

Serba-salah ya? Tapi, apakah membiarkan kebencian merajalela adalah sebuah kejahatan?

Tidak bisa serta-merta dinilai demikian. Apalagi, kebencian tak selalu berkonotasi negatif. Perlu ditilik dulu siapa subyek yang membenci dan obyek yang dibenci.

Jika yang membenci adalah kekasihmu, dan kaulah yang dibenci, maka kau layak khawatir telah terjadi perubahan posisi hati pasanganmu dari sayang ke benci. Ini sangat sensitif untuk diobrolkan.

Jika yang membenci adalah kawanmu, dan kau pula yang dibencinya, rasanya ini perlu segera dibicarakan.

Pertemanan, apalagi persahabatan, adalah hubungan yang lebih misterius daripada percintaan. Mengapa ia bisa berubah membencimu?

Tiba-tiba saja begitu atau kebencian itu dibangun perlahan dan lama-kelamaan menyekat hubungan kalian?

Hanya dalam politik, tidak ada kawan abadi. Di luar itu, perlu alasan luarbiasa untuk bisa benci pada teman sendiri.

Jika yang membencimu adalah lawanmu, atau sebut saja musuh -- jika memang ada permusuhan di antara kalian, maka itu sewajarnya saja terjadi.

Persoalannya adalah apakah kau juga memusuhinya atau tidak. Tak perlu rasanya membalas kebenciannya dengan kebencian pula. Apalagi sampai harus membawa-bawa agama dan Tuhan.

Jika memang kau yang kelak masuk surga, bukankah lebih hebat jika Cinta juga membawa siapa pun yang memusuhimu masuk ke dalamnya?

Yang lebih berbahaya dari akal sakit adalah disfungsi hati. Selayaknya hati memiliki perasaan-perasaan yang indah, tentu saja Cinta yang mendominasi.

Saat seseorang membenci liyan, ia seringkali tak butuh alasan lagi untuk berbuat apa saja demi menyakiti yang dibencinya. Padahal, tanpa disadari, sesungguhnya ia sedang menyakiti dirinya sendiri.

Satu-satunya kebencian yang layak adalah kebencian terhadap keburukan dan perbuatan buruk, namun itu pun bukan alasan untuk mulai menyakiti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

Nasional
Klarifikasi Korps Marinir soal Kematian Lettu Eko, Akui Awalnya Tak Jujur Demi Jaga Marwah

Klarifikasi Korps Marinir soal Kematian Lettu Eko, Akui Awalnya Tak Jujur Demi Jaga Marwah

Nasional
Anies dan Sudirman Said Sama-sama Ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Anies dan Sudirman Said Sama-sama Ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Nasional
Bertolak ke Sumbar, Jokowi dan Iriana Akan Tinjau Lokasi Banjir Bandang

Bertolak ke Sumbar, Jokowi dan Iriana Akan Tinjau Lokasi Banjir Bandang

Nasional
Dititip Kerja di Kementan dengan Gaji Rp 4,3 Juta, Nayunda Nabila Cuma Masuk 2 Kali

Dititip Kerja di Kementan dengan Gaji Rp 4,3 Juta, Nayunda Nabila Cuma Masuk 2 Kali

Nasional
Jabat Tangan Puan dan Jokowi di Tengah Isu Tak Solidnya Internal PDI-P

Jabat Tangan Puan dan Jokowi di Tengah Isu Tak Solidnya Internal PDI-P

Nasional
Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis 'Mercy'

Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis "Mercy"

Nasional
26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

Nasional
Soal Perintah 'Tak Sejalan Silakan Mundur', SYL: Bukan soal Uang, tapi Program

Soal Perintah "Tak Sejalan Silakan Mundur", SYL: Bukan soal Uang, tapi Program

Nasional
Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

Nasional
[POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

[POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

Nasional
MK Putus 207 Sengketa Pileg Hari Ini hingga Besok

MK Putus 207 Sengketa Pileg Hari Ini hingga Besok

Nasional
Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com