Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panglima TNI: Menyedihkan, Banyak Orang Sok Dia yang Buat Negara

Kompas.com - 28/01/2017, 09:26 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengaku sedih dengan kondisi saat ini ketika ada segelintir orang merasa seolah mereka adalah pendiri negara.

Hal itu diungkapkan Panglima TNI saat memberikan sambutan dalam acara peringatan Natal dan Tahun Baru MPR-DPR-DPD RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (27/1/2017) malam.

Menurut Gatot, Presiden Joko Widodo sering mengingatkan bahwa pada situasi kompetisi global saat ini, perbedaan justru bisa menjadi sebuah kekuatan untuk menyatukan bangsa.

"Negara Indonesia bukan negara teokrat, bukan negara sekuler. Indonesia adalah negara yang agamais. Terbukti, kita sekarang sama-sama merayakan Natal. Itulah sumpah leluhur kita, satu nusa, satu bangsa, satu bahasa, bukan satu agama," ujar Gatot.

"Yang menyedihkan sekarang ini, banyak orang yang sok dia membuat negara, sedangkan pendiri negara kita tidak seperti itu," sambungnya.

Ia mengajak semua pihak untuk sama-sama menebarkan kasih pada bangsa dan menjunjung tinggi persatuan Indonesia.

Kepada hadirin, Gatot mengatakan, dirinya yakin bahwa umat Kristiani juga akan mendukung persatuan bangsa, sebab hukum utama agama Kristen adalah hukum kasih.

"Saya yakin umat Kristiani adalah umat yang mengutamakan kasih karena hukum utamanya adalah hukum kasih. Markus 12 ayat 28-32," kata Gatot disambut tepuk tangan hadirin.

"Mohon dikoreksi, Pak Pendeta. Asal saya jangan di-Ahok-kan," sambungnya yang disusul tawa hadirin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com