Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aparatur Sipil Negara di Kota Akan Didistribusikan ke Daerah Terpencil

Kompas.com - 18/01/2017, 17:51 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sebagian aparatur sipil negara (ASN) yang menumpuk di kota-kota besar akan didistribusikan ke daerah terpencil, perbatasan, hingga pulau terluar.

Demikian kesimpulan rapat terbatas mengenai manajemen ASN yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Kantor Presiden, Kompleks Kepresidenan, Jakarta, Rabu (18/1/2017).

Menteri Pemberdayaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi Asman Abnur mengatakan, ia sudah diberi tugas oleh Presiden untuk memetakan jumlah ASN di setiap daerah.

(Baca: Jokowi Instruksikan Jual Beli Jabatan ASN Diberantas Tuntas)

Nantinya, bisa diketahui daerah mana yang jumlah pegawai pemerintahnya berlebih dan yang kekurangan pegawai.

"Daerah yang pegawainya berlebih, terutama daerah-daerah yang belanja pegawainya di atas 50 persen, pegawainya kita distribusikan ke daerah-daerah lain," kata Asman seusai rapat.

Asman mengatakan, distribusi ini khususnya akan diprioritaskan untuk guru. Sebab, banyak guru berstatus pegawai negeri yang menumpuk di kota-kota besar.

"Jadi, bagaimana nanti di desa-desa, di wilayah perbatasan juga, jangan sampai diangkat gurunya, dalam beberapa bulan kemudian pindah lagi ke kota," ucap Asman.

Nantinya, lanjut Asman, perekrutan ASN baru juga akan diprioritaskan untuk daerah terpencil.

Akan ada juga aturan yang mengikat agar ASN yang sudah ditempatkan di daerah terpencil tidak bisa berpindah tempat.

(Baca: Jokowi: Jangan Sampai Daerah Terpencil Kekurangan ASN)

"Kalau dia diproyeksikan di garda depan, terutama daerah perbatasan, ya memang dia harus jadi guru selamanya di situ. Jadi, jangan pindah ke kota," ucap Asman.

"Kalau sekarang kan, begitu diangkat tiga bulan, kemudian gurunya berpindah dengan cara macam-macam ke kota. Nanti kurang lagi guru kita," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com