Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disangka ISIS Hanya gara-gara Gambar di Ponsel...

Kompas.com - 12/01/2017, 15:49 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gambar yang disebar di grup WhatsApp bisa berbuntut panjang. Karena gambar terkait Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) yang didapat melalui sebuah grup WhatsApp, REH dikira sebagai pengikut aliran Islam radikal tersebut.

Hal itu terjadi saat REH bersama tujuh orang rekannya berniat menuju ke Singapura melalui Johor, Malaysia, pada Senin (9/1/2017) lalu.

"Mereka masuk lewat imigrasi Singapura, dicek, salah satu dari mereka (REH) HP-nya ada gambar terkait ISIS," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Natsir saat jumpa pers di kantornya di Jakarta, Kamis (12/1/2017).

Padahal, berdasarkan pengakuan REH, lanjut Arrmanatha, gambar tersebut tidak sengaja didapatkan dari salah satu grup WhatsApp. REH juga sudah keluar dari grup WhatsApp itu. Namun, rupanya gambar yang ada di grup itu tetap tersimpan di memori ponselnya.

(Baca: Gara-gara Gambar Terkait ISIS di Ponsel, 8 WNI Dideportasi)

"Yang bersangkutan keluar karena dia tidak percaya dengan paham di grup itu. Namun, yang bersangkutan tidak mengetahui ada tiga gambar yang tersimpan. Sehingga, itulah yang menjadi kecurigaan pihak kepolisian Singapura sehingga mereka tidak diperbolehkan masuk," ucap Armanatha.

Akhirnya, REH dan ketujuh rekannya diterbangkan kembali ke Malaysia. Di Malaysia, mereka kembali diperiksa oleh kepolisian Johor. Pihak Kepolisian Johor menyimpulkan bahwa mereka mengamalkan ajaran ahlussunah wal jamaah, seperti kebanyakan umat Islam di Indonesia dan Malaysia, dan tidak mendukung ISIS.

Pihak kepolisian juga menyimpulkan bahwa gambar-gambar terkait ISIS di ponsel REH memang diterima secara tidak sengaja melalui media sosial. Malaysia akhirnya mendeportasi delapan WNI tersebut melalui Batam.

(Baca: Polri Telusuri 8 WNI yang Diduga Terlibat ISIS)

Setibanya kembali di Indonesia, mereka langsung diperiksa kembali oleh Brimob Polda Kepulauan Riau.

Adapun kedelapan orang ini merupakan rombongan dari sebuah pondok pesantren di Sumatera Barat. Tujuan mereka bepergian ke luar negeri dalam rangka kegiatan keagamaan untuk pengembangan madrasah. Mereka sempat ke Kuala Lumpur pada 3 Januari 2017, kemudian ke Thailand.

Lesson learned (pelajaran) dari kejadian ini adalah kita harus ingat bahwa setiap negara memiliki wewenang untuk bisa melarang siapa pun masuk ke negaranya. Itu hak setiap negara, walaupun dia punya visa, paspor, dan sebagainya,” ujar Arrmanatha.

Kompas TV Diduga Terkait ISIS, Malaysia Deportasi 8 WNI
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com