AKARTA, KOMPAS.com – Indeks Harga Saham Gabungan dibuka turun pada perdagangan perdana di 2017, Selasa (3/1/2017).
Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta agar otoritas pasar modal dapat mengembalikan kepercayaan investor yang menanamkan modalnya ke Indonesia.
"Apabila yang berputar ini hampir semuanya merah, artinya harapan tidak terlalu baik. Eh harapan, kenyataannya belum tentu," kata Wapres Kalla di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta.
Pada dasarnya, ia mengatakan bahwa seorang investor bersedia menanamkan modalnya ke suatu negara atau pasar saham dengan harapan mendapatkan keuntungan. Harapan itu harus dijaga agar jumlah investor terus tumbuh.
Namun demikian, ia mengatakan, kondisi perekonomian suatu negara, tidak terlepas dari kondisi perekonomian global yang tengah berkembang saat ini.
Menurut Kalla, hampir seluruh negara di dunia kini tengah mengalami kelambatan ekonomi.
"Karena itulah maka juga pasti bursa mengalami hal yang sama. Karena ekonomi kita tidak mungkin ekonomi yang hanya ekonomi Indonesia, pasti selalu terkait, terpengaruh dari pada ekonomi dunia ini," ujarnya.
"Saya tanya Pak Muliaman (Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman Hadad), ternyata di Dowjones, Nikkei semua merah. Artinya bahwa ini situasi dunia yang tidak terhindarkan," kata Kalla.
Kalla menambahkan, dalam pasar saham wajar apabila kondisi IHSG mengalami fluktuasi.
Kendati demikian, ia berharap agar otoritas pasar modal dapat meningkatkan kinerjanya, sehingga perekonomian Indonesia tidak mengalami crash seperti di beberapa negara.
"Ya memang bursa begitu, masa hijau terus. Pasti ada salah satunya yang merah kan, tidak mungkin, tidak ada kurva yang naik terus. Kurva harus begini (naik turun)," kata dia.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka turun pada perdagangan perdana di 2017, Selasa (3/1/2017) pukul 09.00 WIB.
IHSG dibuka di level 5.290,38. Pada 09.11 WIB, IHSG tertekan 0,41 persen atau turun 21,71 poin ke level 5.274,99.
Sebelumnya pada penutupan perdagangan Jumat (30/12/2016) IHSG ditutup positif di level 5.296,71.
Dari data RTI, sebanyak 49 saham dibuka menguat sementara 87 saham dibuka melemah dan 85 saham dibuka pada posisi tetap.