JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengaku prihatin melihat media sosial di Indonesia saat ini yang penuh dengan ujaran kebencian.
Meski demikian, JK menilai, ujaran kebencian yang tersebar selama proses pemilihan presiden di Amerika Serikat jauh lebih parah.
"Soal mencaci itu, barangkali kita masih lumayan daripada apa yang terjadi di Amerika," ucap Kalla di Istana Wapres, Jakarta, Jumat (11/11/2016).
(baca: Jokowi Prihatin Masyarakat Saling Hujat di Media Sosial)
Namun, Kalla mengapresiasi, setelah persaingan yang panas dan sengit, Donald Trump dan Hillary Clinton serta mayoritas pendukungnya bisa berdamai dan bersatu kembali.
Setelah Trump dinyatakan menang, Hillary langsung mengucapkan selamat. Sementara Trump juga berjanji merangkul pendukung Hillary.
"Toh setelah selesai, kan selesai," kata dia.
(baca: Trump Menang Pilpres, Minat Warga AS Pindah ke Selandia Baru Meningkat)
JK menilai, ujaran kebencian yang tersebar di media sosial saat ini tidak terlepas dari panasnya persaingan pemilihan gubernur DKI Jakarta 2017.
Suhu bertambah panas setelah salah satu calon, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, dituduh melakukan penistaan agama.
(baca: Ini Pesan Kemenlu RI untuk WNI di AS Sikapi Kemenangan Donald Trump)
Namun, JK berharap, setelah kepolisian mengambil keputusan soal kasus Ahok, maka suasana baik di media sosial bisa kembali sejuk.
"Mudah-mudahan kalau ini selesai dia punya kasus ini, ya mudah-mudahan kembali normal," kata dia.