Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/11/2016, 06:45 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme mencari tahu kebenaran kabar tewasnya simpatisan ISIS asal Indonesia, Salim Mubarak At Tamimi alias Abu Jandal.

Informasi yang didapatkan polisi maupun BNPT hanya dari pihak keluarga Abu Jandal.

"Saya telah mengirim tim dari kami. Kami kirim anggota baik ke Damaskus kemudian ke Irak," ujar Petrus, dalam konferensi pers di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali, Rabu (9/11/2016).

Kerja sama juga dilakukan dengan otoritas setempat untuk mencari tahu informasi tersebut.

BNPT tak sepenuhnya memercayai informasi yang didapatkan dari pihak keluarga karena belum mendapatkan bukti konkrit soal kematian itu.

(Baca: Keluarga Sebut Abu Jandal Sudah Meninggal)

"Info yang beredar itu bisa beredar dari siapa ke siapa, mungkin dibikin orang lain diterima keluarga," kata Petrus.

Menurut Petrus, di era keterbukaan informasi, masyarakat harus memilah informasi yang dianggap meragukan.

Abu Jandal pernah dikabarkan meninggal awal tahun 2016, namun ternyata kabar tersebut hoax.

BNPT mengantisipasi kabar yang belum jelas kebenarannya.

"Nanti muncul lagi. Pamer ditunjukin foto, tahu-tahu orangnya ada lagi. Kemudian mati lagi. Ini mungkin baru kabar yang kedua setelah Januari kemarin," kata dia.

Sebelumnya, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar menyebut, keluarga membenarkan bahwa Abu Jandal meninggal dunia.

(Baca: BNPT Belum Pastikan Tewasnya Abu Jandal Sebelum Ada Bukti Penguat)

Namun, sumber informasi yang diterima polisi hanya dari pihak keluarga sehingga belum bisa memastikan kebenaran tewasnya Abu Jandal.

Begitu jenazah tersebut dipulangkan, tim Disaster Victim Identification (DVI) akan langsung melakukan sejumlah tes untuk mengetahui identitasnya.

Boy mengaku belum mendapatkan informasi kapan jenazah akan dipulangkan.

Polri telah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dalam prosea pemulangan jenazah.

Berdasarkan informasi dari pihak keluarga, Abu Jandal telah meninggalkan keluarga di Pasuruan sejak 2008 dan tinggal di Malang.

Diperkirakan baru beberapa tahun belakangan ia pergi ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS.

Kompas TV Irak Serang Wilayah yang Dihuni ISIS
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com