Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Jenazah yang Diduga Abu Jandal Tiba, Polisi Langsung Tes DNA

Kompas.com - 09/11/2016, 16:42 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

NUSA DUA, KOMPAS.com - Pihak kepolisian belum dapat memastikan secara jelas terkait kematian Salim Mubarak At Tamimi alias Abu Jandal.

Abu Jandal merupakan salah satu warga negara Indonesia yang berbaiat dengan ISIS dan melarikan diri ke Suriah.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, begitu jenazah tersebut dipulangkan, tim Disaster Victim Identification (DVI) akan langsung melakukan sejumlah tes untuk mengetahui identitasnya.

"Biasanya diakukan pemeriksaan melalui gigi geligi, catatan yang dimiliki keluarga atau tes DNA," kata Boy di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali, Rabu (9/11/2016).

Namun, Boy mengaku belum mendapatkan informasi kapan jenazah akan dipulangkan. Polri telah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dalam prosea pemulangan jenazah.

Polisi baru mengetahui informasi kematian Abu Jandal lewat keluarga. Namun, selama belum bisa melihat langsung, polisi belum dapat memastikan kebenaran informasi itu.

"Mudah-mudahan beberapa hari ke depan kepastian kematian Abu Jandal bisa jelas," kata Boy.

Boy mengatakan, berdasarkan informasi dari pihak keluarga, Abu Jandal telah meninggalkan keluarga di Pasuruan sejak 2008 dan tinggal di Malang.

(Baca: Polri Sebut Keluarga Benarkan Tewasnya Abu Jandal di Suriah)

Namun, diperkirakan baru beberapa tahun belakangan ia pergi ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS. Penyelidik juga akan memintai keterangan pihak keluarga mengenai hal ini.

"Pihak keluarga sementara memastikan itu jenazah Abu Jandal, tapi ini sesuatu yang masih harus di-crosscheck lagi," kata Boy.

Kompas TV Ini Identitas Pelaku Penusukan 3 Polisi di Tangerang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com