JAKARTA, KOMPAS.com – Wakil Presiden Jusuf Kalla menyoroti memanasnya situasi menjelang pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta.
Salah satunya, terkait pernyataan salah satu calon gubernur yang justru dapat memancing persoalan suku, agama, ras dan antargolongan (SARA).
Tanpa menyebut calon yang dimaksud, Kalla membandingkan kandidat itu dengan calon presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Menurut Kalla, popularitas capres asal Partai Republik itu menurun akibat sejumlah pernyataan yang dilontarkan dalam sejumlah kesempatan.
"Orang tidak memilih Trump bukan karena orang tidak suka Republik. Tapi karena Trump ngomongnya terlalu macam-macam," kata Kalla di Kantor Wapres, Jumat (21/10/2016).
Menurut Kalla, seharusnya setiap calon yang ingin bertarung di pilkada dapat menjaga sikap. Kalau pun ada calon yang ingin menyinggung persoalan agama, sebaiknya hal itu tidak perlu dilakukan di muka umum.
"Kalau di kalangan sendiri silakan berdiskusi, bahwa dia suka si A, si B, bebas-bebas saja. Di luar negeri juga begitu, jangan pula menganggap kalau tidak, ini akan jadi masalah, tidak," ujar Kalla.
"Jadi (soal Pilkada DKI) bukan soal agama, ini etika, etika. Jadi ya, mulutmu harimaumu, itu saja masalahnya. Masalah Jakarta itu," kata dia.