JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius mengatakan, keinginan untuk berangkat ke Suriah tidak hanya datang dari masyarakat Indonesia.
Menurut Suhardi, ada juga warga negara asing yang difasilitasi untuk berangkat ke Suriah melalui Indonesia.
"Lewat kita, baru berangkat ke sana (Suriah). Bukan WNI saja. Ada beberapa dari luar yang mau ke sana difasilitasi dari sini (Indonesia). Ada kelompok kecil," kata Suhardi di Kompleks STIK-PTIK, Jakarta, Selasa (11/10/2016).
Menurut Suhardi, animo masyarakat Indonesia yang ingin berangkat ke Suriah masih tinggi. Untuk menuju Suriah, lanjut dia, dapat ditempuh dengan banyak cara.
"Pintunya bukan cuma di sini (Jakarta) saja. Bisa dari Bekasi, Batam. Ini kan pintunya banyak sekali," ucap Suhardi.
Suhardi Alius berharap masyarakat yang ingin berangkat ke Suriah dapat terdeteksi dengan baik. Hal itu diperlukan untuk menghilangkan dukungan dan pengaruh radikalisme di masyarakat.
Sebelumnya, Suhardi menyebutkan bahwa ratusan warga negara Indonesia yang berada di Suriah dan bergabung dengan kelompok teror ISIS sudah mulai kembali ke Tanah Air.
Namun, dari 500 orang yang dianggap teroris asing atau foreign terrorist fighters (FTF) tersebut, 69 di antaranya sudah meninggal dunia.
(Baca: BNPT Sebut Ratusan WNI Mulai Kembali dari Suriah ke Indonesia)
Suhardi mengatakan, yang harus diwaspadai adalah saat mereka sudah tiba di Indonesia akan membawa paham radikalisme.
"Di situlah kita harus bisa mengantisipasi, bagaimana formatnya dengan semua lintas kementerian bisa mereduksi radikalisme itu. Karena mereka sudah punya kemampuan militan," ucap Suhardi, Kamis (15/9/2016).