Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNPT Sebut Ratusan WNI Mulai Kembali dari Suriah ke Indonesia

Kompas.com - 15/09/2016, 16:18 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius menuturkan, ratusan warga negara Indonesia yang berada di Suriah dan bergabung dengan kelompok teror ISIS sudah mulai kembali ke Tanah Air.

Namun, dari 500 orang yang dianggap teroris asing atau foreign terrorist fighters (FTF) tersebut, 69 di antaranya sudah meninggal dunia.

Suhardi mengatakan, yang harus diwaspadai adalah saat mereka sudah tiba di Indonesia akan membawa paham radikalisme.

"Di situlah kita harus bisa mengantisipasi, bagaimana formatnya dengan semua lintas kementerian bisa mereduksi radikalisme itu. Karena mereka sudah punya kemampuan militan," ucap Suhardi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (15/9/2016).

Selama ini, lanjut Suhardi, publik cenderung hanya memikirkan terpidana teroris yang berada di dalam lembaga pemasyarakatan.

Padahal sejak dulu, kata Suhardi, mereka yang baru kembali dari Timur Tengah berpotensi turut membawa pahamnya saat kembali ke Tanah Air.

"Anaknya, keluarganya, juga punya potensi radikal sama. Sehingga BNPT betul-betul harus menjadi satu badan yang menyinergikan kementerian terkait," tuturnya.

Pada Mei lalu, ratusan WNI diketahui menuju ke Suriah dengan berbagai alasan, seperti pendidikan dan ibadah.

Deputi I BNPT Mayjen TNI Abdul Rahman Kadir mengatakan, para WNI melakukan perjalanan melalui negara lain, tidak langsung menuju Suriah karena pasti akan dicekal terlebih dahulu.

(Baca: BNPT: 500 WNI Menuju Suriah untuk Gabung ISIS)

Sementara itu, Ketua Rabithah Maahid Islamiyah (RMI) Nahdlatul Ulama, Abdul Ghaffar Rozin mengatakan, tidak sedikit WNI yang bergabung dengan kelompok-kelompok radikal, pasca-mengikuti pendidikan di luar negeri.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, ia meminta kepada pemerintah untuk memverifikasi kampus-kampus di luar negeri mana saja yang mengajarkan paham radikal.

Setelah itu, pemerintah juga perlu mengeluarkan larangan untuk belajar ke kampus tersebut.

"Tidak hanya Timur Tengah, namun Eropa juga banyak WNI yang akhirnya bergabung dengan kelompok radikal," tutur dia.

Kompas TV Terduga ISIS Asal Riau Dikenal Rajin Beribadah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sidang SYL, KPK Hadirkan Sejumlah Pegawai Kementan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Sejumlah Pegawai Kementan Jadi Saksi

Nasional
Kemenag Imbau Jemaah Haji Lansia Manfaatkan Rukhsah Saat Beribadah

Kemenag Imbau Jemaah Haji Lansia Manfaatkan Rukhsah Saat Beribadah

Nasional
Kemenag Akan Gelar Sidang Isbat Lebaran Idul Adha 7 Juni 2024

Kemenag Akan Gelar Sidang Isbat Lebaran Idul Adha 7 Juni 2024

Nasional
Romlah Melawan Katarak demi Sepotong Baju untuk Sang Cucu

Romlah Melawan Katarak demi Sepotong Baju untuk Sang Cucu

Nasional
“Deal” Politik Nasdem dan PKB Bakal Jadi Penentu Dukungan untuk Anies Maju pada Pilkada Jakarta 2024

“Deal” Politik Nasdem dan PKB Bakal Jadi Penentu Dukungan untuk Anies Maju pada Pilkada Jakarta 2024

Nasional
Bendum dan Wabendum Partai Nasdem Jadi Saksi di Sidang SYL Hari Ini

Bendum dan Wabendum Partai Nasdem Jadi Saksi di Sidang SYL Hari Ini

Nasional
Tak Khawatirkan Gempa di Senabang Aceh, Risma: Posisinya di Laut...

Tak Khawatirkan Gempa di Senabang Aceh, Risma: Posisinya di Laut...

Nasional
PKS Minta Uang Program Tapera Tidak Dipakai untuk Proyek Risiko Tinggi seperti IKN

PKS Minta Uang Program Tapera Tidak Dipakai untuk Proyek Risiko Tinggi seperti IKN

Nasional
DPR Akan Panggil Pemerintah Terkait Polemik Pemotongan Gaji untuk Tapera

DPR Akan Panggil Pemerintah Terkait Polemik Pemotongan Gaji untuk Tapera

Nasional
Diminta Perbanyak Renovasi Rumah Lansia, Risma: Mohon Maaf, Anggaran Kami Terbatas

Diminta Perbanyak Renovasi Rumah Lansia, Risma: Mohon Maaf, Anggaran Kami Terbatas

Nasional
Hari Ini, Ahmad Sahroni Jadi Saksi di Sidang SYL

Hari Ini, Ahmad Sahroni Jadi Saksi di Sidang SYL

Nasional
Partai Buruh Tolak Gaji Karyawan Dipotong untuk Tapera, Singgung Cicilan Rumah Subsidi

Partai Buruh Tolak Gaji Karyawan Dipotong untuk Tapera, Singgung Cicilan Rumah Subsidi

Nasional
Istri, Anak, dan Cucu SYL Kembali Jadi Saksi dalam Sidang Hari Ini

Istri, Anak, dan Cucu SYL Kembali Jadi Saksi dalam Sidang Hari Ini

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anak SYL Disentil Hakim | Jampidsus Dilaporkan ke KPK Atas Dugaan Pemufakatan Jahat

[POPULER NASIONAL] Anak SYL Disentil Hakim | Jampidsus Dilaporkan ke KPK Atas Dugaan Pemufakatan Jahat

Nasional
Tanggal 2 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 2 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com