JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengundang sejumlah pakar ekonomi makan siang di Istana Presiden, Kamis (22/9/2016).
Sebelum itu, Presiden berdiskusi terlebih dahulu membahas perkembangan terkini ekonomi global. Presiden menyampaikan, perekonomian dunia kini mengalami kelesuan.
Hal itu dilontarkan sejumlah petinggi lembaga keuangan internasional kepada Presiden dalam beberapa kesempatan konferensi tingkat tinggi dunia.
"Saya bertemu IMF, Bank Dunia, semuanya bilang tahun depan masih pesimistis pertumbuhan ekonomi dunia naik. Mereka itu malah bilang akan ada penurunan lagi," ujar Jokowi.
Kelesuan ekonomi dunia itu berimbas negatif bagi ekonomi di Tanah Air. Contohnya, harga jual komoditas unggulan dalam negeri semakin anjlok.
Namun, Jokowi berkomitmen untuk tidak ikut-ikutan pesimistis atas keadaan itu. Jokowi sepakat dengan pernyataan Perdana Menteri India Narendra Modi saat KTT G20 yang lalu bahwa negara berkembang harus tetap optimistis.
"Saya ingin ambil poinnya dia (Narendra). Kalau India berani, optimistis, kenapa kita juga tidak?" ujar Jokowi.
"Tentu tetap dengan pembenahan-pembenahan di dalam yang harus kita lakukan. Perombakan-perombakan. Kalau kita tidak melakukan itu, saya pastikan kita akan ditinggal," lanjut dia.
Jokowi yakin dengan sejumlah kebijakan stimulus pemerintah, perekonomian Indonesia pelan-pelan akan menanjak.
Pakar ekonomi yang hadir, antara lain Raden Pardede, Destry Damayanti, Hendri Saparini, Hariyadi Sukamdani, Elan Satriawan dan Djasman Simanjuntak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.