Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Jokowi Terima Laporan Bencana Banjir Bandang di Garut, 23 Orang Tewas

Kompas.com - 22/09/2016, 08:52 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Willem Rampangilei mengatakan, korban banjir bandang di Garut yang berhasil diidentifikasi semakin bertambah. Data terakhir menyebutkan bahwa sebanyak 23 orang meninggal dunia dan 18 orang belum ditemukan.

"BNPB telah melaporkan langsung perkembangan penanganan bencana banjir bandang di Garut kepada Presiden RI pada Rabu (21/9/2016) malam," ujar Willem melalui siaran pers, Kamis (22/9/2016).

Pencarian korban melibatkan tim gabungan dari BPBD, Badan SAR Nasional, TNI, Polri, PMI, Tagana, dinas-dinas terkait, relawan dan masyarakat. Willem mengatakan, sejak kemarin, dirinya telah berada di lokasi bencana untuk mendampingi Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam penanganan darurat.

Mereka berupaya memenuhi kebutuhan dasar korban bencana, seperti makanan, hunian, dan air bersih.

(Baca: Ini Nama 23 Korban Meninggal Dunia akibat Banjir di Garut)

"Pengungsi ditempatkan di aula Korem dalam keadaan baik. Ketersediaan permakanan, air bersih cukup. Plus bantuan dari masyarakat," kata Willem.

Menurut BPBD Garut, saat ini pengungsi berjumlah 433 jiwa. Mereka ditempatkan di pos pengungsian Makorem 062 TN.

Bupati Garut Rudi Gunawan pun menyiapkan rumah susun dengan kapasitas 100 orang.

Willem mengatakan, BNPB telah mengirim bantuan logistik senilai Rp 2 miliar untuk BPBD Garut dan BPBD Provinsi Jawa Barat. Bantuan tersebut berupa makanan siap saji, selimut, tikar, tenda, pakaian sekolah dan kidsware dan lainnya.

Adapun dana siap pakai dari pemerintah untuk mendukung operasional tanggap darurat sebesar Rp 400 juta. Menurut Willem, pastisipasi masyarakat sangat baik dalam.penanganan bencana tersebut.

(Baca: Bupati Siapkan Rusunawa bagi Korban Banjir Bandang Garut )

"Jumlah relawan yang tercatat sebanyak 360 orang dari 16 lembaga," kata Willem.

Hingga saat ini, posko masih melakukan pendataan kerusakan dan kerugian di lokasi bencana. BNPB melakukan kaji cepat dampak kerusakan bencana. Pemetaan dampak kerusakan itu dilakukan dengan menerbangkan drone dan memanfaatkan citra satelit beresolusi tinggi bersama Lapan, BIG dan BPPT.

"Evaluasi dilakukan untuk dapat mengambil langkah-langkah penanganan secara cepat dan tepat," kata Willem.

Kompas TV Banjir Bandang Ini Hantam 7 Kecamatan di Garut
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com