JAKARTA, KOMPAS.com - Suhu politik DKI Jakarta semakin memanas menjelang waktu pendaftaran pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur.
Ddelapan hari menuju waktu pendaftaran, sejumlah nama menyatakan maju Pilkada DKI Jakarta untuk melawan petahana, Basuki Tjahaja Purnama.
Sejumlah nama yang siap melawan Basuki alias Ahok itu sejatinya didukung oleh partai-partai yang tergabung dalam Koalisi Kekeluargaan.
Mereka adalah Sandiaga Uno-Mardani Ali Sera, Yusril Ihza Mahendra-Saefullah, dan Rizal Ramli.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Andreas Hugo Pareira menilai, munculnya nama berbeda yang diusung oleh anggota Koalisi Kekeluargaan menunjukkan bahwa koalisi itu tidak permanen.
"Karena itu, melihat partai-partai yang sempat tergabung dalam Koalisi Kekeluargaan, dan sekarang beberapa dari mereka malah menyatakan dukungan kepada calon yang berbeda-beda, membuat kami menilai belum ada koalisi permanen untuk saat ini," kata Andreas, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (13/8/2016).
Andreas mengatakan, belum ada koalisi yang terbangun dengan komitmen yang jelas.
Kedekatan antara satu partai dengan partai lainnya, menurut dia, baru sebatas komunikasi.
"Makanya PDI-P sendiri masih akan memantau dinamika perpolitikan di Jakarta. Dari DPP belum ada arahan untuk mendeklarasikan pasangan calon yang didukung, selain itu kami masih menyelesaikan pencalonan untuk daerah selain Jakarta," lanjut Andreas.
Sebelumnya sejumlah partai yang tergabung dalam koalisi kekeluargaan menyatakan dukungan ke beberapa calon yang berbeda. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyatakan dukungan kepada Sandiaga Uno-Mardani Ali Sera.
PKS mengklaim telah mendapat restu dari Gerindra selaku pengusung Sandiaga.
Belakangan, Partai Amanat Nasional (PAN) turut mendeklarasikan dukungan kepada Rizal Ramli.