JAKARTA, KOMPAS.com – Wakil Presiden Jusuf Kalla telah menunjuk mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Yuddy Chrisnandi, sebagai salah seorang staf ahlinya.
Penunjukkan itu dilakukan setelah nama Yuddy masuk dalam bursa menteri yang dicopot saat reshuffle jilid kedua Kabinet Kerja, beberapa waktu lalu.
Lantas, apa komentar Yuddy mengenai penunjukkannya?
"Mungkin Pak Wapres tidak ingin ada profesor yang berhenti berkontribusi bagi pemerintahan," kata Yuddy dalam pesan singkat kepada awak media, Kamis (1/9/2016).
Yuddy mengatakan, sebagai seorang guru besar di salah satu universitas swasta di Jakarta, dirinya tidak terlalu banyak memiliki kesibukan di kampus.
Ia pun menduga, hal itu menjadi salah satu alasan Wapres untuk menunjuk dirinya sebagai salah satu anggota tim ahli.
"Karenanya, Beliau memberikan kepercayaan kepada saya menjadi tim ahli wapres. Dan dengan senang hati serta rasa syukur, saya bersedia menerima kepercayaan tersebut," ujarnya.
"Semoga pengetahuan saya sebagai guru besar ilmu politik dan pengalaman saya menjadi menteri (di) Kabinet Kerja selama 21 bulan bermanfaat untuk tugas ini," kata dia.
Lebih jauh, Yuddy berharap, agar para profesor yang aktif di kampus di dalam negeri juga dapat memberikan kontribusi serupa dengan dirinya. Ajakan serupa juga diberikan kepada para profesor asal Indonesia yang kini tengah berada di luar negeri.
"Yang ada di dalam negeri dimanfaatkan, yang masih di luar negeri mudah-mudahan bisa bergabung," ucapnya.
Sebelumnya, Ketua Tim Ahli Wakil Presiden, Sofjan Wanandi, membenarkan ihwal bergabungnya Yuddy ke dalam tim ahli wapres.
(Baca: Dicopot Sebagai Menteri, Yuddy Chrisnandi Jadi Staf Ahli Wapres)
Namun, masuknya Yuddy hanya bersifat sementara sebelum dirinya nanti akan menjadi duta besar di negara sahabat. Salah satu dari negara ini, India dan Malaysia, bakal menjadi destinasi jabatan Yuddy berikutnya.
"Kemungkinan kalau tidak (jadi) duta besar India atau Malaysia. (Jadi) hanya untuk belajar,” kata Sofjan saat dikonfirmasi.
Dipilihnya satu dari dua negara itu, menurut Sofjan, lantaran akan berakhirnya masa jabatan dubes di negara itu. Sehingga perlu dilakukan perubahan posisi.
(Baca juga: Yuddy Chrisnandi Minta Jabatan Dubes, asal Bukan di Negara Konflik)