Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Calon Hakim Tipikor Anggap Koruptor Tetap Harus Dipenjara Meski Bayar Kerugian

Kompas.com - 31/08/2016, 16:06 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hakim Marsidin Nawawi menegaskan bahwa koruptor harus tetap menjalani hukuman penjara meski sudah membayar kerugian negara dari korupsi yang dilakukan.

Hal ini disampaikan Marsidin untuk meluruskan pernyataannya saat menjalani uji kepatutan dan kelayakan sebagai calon hakim Ad-hoc Tipikor Mahkamah Agung di Komisi III DPR, Kamis (25/8/2016) lalu.

"Pengembalian kerugian negara itu hanya dipertimbangkan untuk menjadi unsur yang meringankan," kata Marsidin kepada Kompas.com, Rabu (31/8/2016).

Ia mengatakan, hal ini sudah secara tegas diatur dalam pasal 4 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Tindak Pidana Korupsi. Ia mengaku berpegang dengan aturan tersebut saat menyampaikan jawaban di Komisi III DPR.

(Baca: Calon Hakim Tipikor Ini Setuju Koruptor Tak Dipenjara, asal Kembalikan Harta yang Dikorupsi)

"Walaupun kerugian negara dikembalikan, tidak menghilangkan tuntutan pidananya," tambah Marsidin.

Masalahnya selama ini, lanjut dia, banyak terpidana korupsi yang lebih memilih dipenjara daripada menggganti kerugian negara. Akibatnya kerugian negara tak bisa dihindari.

"Akhirnya penjara ini penuh. Negara harus mengeluarkan anggaran yang lebih, sementara kerugian negara tidak dikembalikan," ucap dia.

Solusi untuk mengatasi masalah ini, lanjut dia, negara harusnya merancang undang-undang perampasan aset. Dengan UU tersebut, maka kerugian negara bisa sepenuhnya dipulihkan.

"Tapi bukan berarti orang yang melakukan tidak dipenjara, dipenjara," ucap Marsidin yang kini menjabat sebagai Hakim ad-hok tipikor Pengadilan Negeri kelas 1A Bandung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com