Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wiranto Sebut Pemerintah Telah Ingatkan WNI Jauhi Wilayah Rawan Penyanderaan

Kompas.com - 08/08/2016, 12:27 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengatakan, pemerintah telah mengeluarkan peringatan kepada masyarakat, terutama anak buah kapal untuk menghindari wilayah perbatasan yang rawan.

Wiranto menyatakan bahwa perairan di perbatasan Filipina dan Malaysia sudah masuk daftar merah wilayah yang harus dihindari.

"Kami sudah sangat berhati-hati memberikan satu tempat di mana di situlah kita harus alert, waspada, satu kawasan yang kritis untuk disandera. Kami harapkan jangan masuk wilayah itu," ujar Wiranto di kampus IPDN Jatinangor, Jawa Barat, Senin (9/8/2016).

Wiranto menyayangkan kejadian penculikan terus berulang.

Seorang warga negara Indonesia bernama Herman bin Manggak disandera oleh orang tak dikenal di wilayah Kinabatangan, Sabah, Malaysia.

Wilayah itu berbatasan dengan perairan Filipina. Herman merupakan kapten kapal nelayan penangkap udang Malaysia.

"Yang kena sandera ini kan rata-rata masuk wilayah kritis itu. Itu yang jadi masalah," kata Wiranto.

Namun, Wiranto enggan menyebut apakah penculikan Herman terkait dengan kelompok Abu Sayyaf. Menurut dia, saat ini upaya komunikasi dengan pemerintah Malaysia masih dilakukan.

"Sudah, cukup. Tunggu saja. Jangan mendahului yang belum selesai," kata Wiranto.

Selain Herman, ada dua anak buah kapal lain yang turut diculik. Namun, kedua ABK yang diketahui merupakan WNI dan WN Malaysia itu dikabarkan telah dilepaskan.

Saat ini, keduanya sudah berada di wilayah Sandakan, Malaysia.

Pada akhir Juni 2016, tujuh WNI asal Samarinda, Kalimantan Timur, disandera oleh kelompok Abu Sayyaf di perairan Filipina.

Hingga kini, ketujuh ABK tug boat Charles itu belum dibebaskan. Penyandera meminta uang tebusan sebagai ganti pembebasan sandera.

Kompas TV Ini Titik Lokasi Penyanderaan Tiga WNI
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com