Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sanusi Akui Sindir soal Ketua DPRD DKI Saat Bicara dengan Sunny

Kompas.com - 29/07/2016, 19:57 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota DPRD DKI Jakarta, Mohamad Sanusi, mengakui, sempat menyindir soal Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetio Edi Marsudi, saat berbicara melalui telepon dengan staf Gubernur DKI Jakarta, Sunny Tanuwidjaja.

Dalam percakapan dengan Sunny pada Maret 2016, Sanusi menyinggung soal adanya dugaan bagi-bagi uang dari perusahaan pengembang reklamasi kepada sejumlah anggota DPRD DKI.

Seusai diperiksa di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jumat (29/7/2016), Sanusi sempat ditanya oleh awak media seputar pembicaraannya dengan Sunny.

Salah satunya, kata-katanya soal "lantai sepuluh di DPRD DKI".

Sanusi membenarkan bahwa yang dimaksud adalah Ketua DPRD dari Fraksi PDI Perjuangan, Prasetio Edi Marsudi.

"Iya benar," kata Sanusi di Gedung KPK, Jakarta.

Dalam persidangan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, beberapa waktu lalu, jaksa KPK memutarkan rekaman pembicaraan antara Sanusi dan Sunny.

Keduanya diduga membicarakan pembagian uang terkait pembahasan rancangan peraturan daerah tentang reklamasi.

Meski dalam pembicaraan tersebut tidak secara spesifik disebut soal uang, Jaksa menduga bahwa bagi-bagi yang dimaksud terkait suap dari pengembang reklamasi, agar Raperda segera disahkan melalui rapat paripurna DPRD.

Dalam rekaman pembicaraan, Sanusi mengungkapkan adanya isu pembagian jatah yang tidak merata bagi anggota Dewan.

Hal tersebut diduga yang menyebabkan hadirin dalam rapat paripurna tidak pernah mencukupi syarat pengambilan keputusan.

Akibatnya, rapat paripurna untuk pengesahan dua Raperda terkait reklamasi tidak juga dimulai, bahkan ditunda sampai tiga kali.

Berikut potongan percakapan Sanusi dan Sunny melalui telepon pada 19 Maret 2016:

Sunny: Ah gua yang susah lu gila lu
Sanusi: Gue-gue ikut lu, kalo lu "ci sini" gua langsung berangkat bro
Sunny: Tertawa
Sanusi: Gimana?
Sunny: Gua per kita perlu ngobrolin soal itu, belum ketok-ketok itu
Sanusi: Aduh udah gua bilang lah, lu nih, gua kemarin si Harco telpon kan
Sunny: Ha terus
Sanusi: Gua bilang sampai gua datangin, ini ga beresin, ngarti ga lu. Si Sepuluh tetep pimpinannya, enggak tahu lah, enggak smooth-in orang, ngerti enggak lu. Gua bilang head to head. Orang ini track satu tarik klek, tuktataktek, jadi kok ini enggak bro
Sunny: Wah gawat dong
Sanusi: Yah gua udah kemarin tuh sampai gua bilang ee sama Arisman juga sama teman-teman
Sunny: He-eh
Sanusi: Gua bilang ini paling ga jadi lagi
Sunny:Hehe
Sanusi: Ah lu mas, yah gua udah tahu, orang gini lho jadi gini, ini bukan rahasia umum, lepas dari orang bilang takut wah begana begini, begana begini
Sunny: Iya 
Sanusi: Ngeri enggak lu
Sunny: Iya
Sanusi: Tapi bukan rahasia umum
Sunny: Iya
Sanusi: Kalau bukan rahasia umum, jadi lu harus head to head, datengin, o ini kunci si Z datengin, jangan semua dipegang satu orang, bagi dong. Maksudnya gua gitu loh
Sunny: Ooh
Sanusi: Nah gua udah arahin banget tapi gua ga diinstruksiin, gua gak berani bro, ngerti ga lo Sunny: ooh
Sanusi:  Jadi ee si Sepuluh ga itu, ini ginilah ini ada ada serakah-serakahan juga, ngerti ga lu Sunny: (tertawa)
Sanusi: Ga cakep lah, pokoknya benar-benar gua. Gua sih terus terang aja, tapi karena gua kan prajurit gitu kan, maksud gua  gua udah berkarya, gua ini prajurit, gua gak bisa karena direct orang sama gitu yah, terus gua anak bawah
Sanusi: Kan ga berani gua dong, gua hargai kalau gua orangnya jaga etika gitu sepanjang ga diinstruksikan sama yang di..
Sunny: Oh tapi kuncinya ada berapa
Sanusi: Ya gak banyak bro kuncinya. Kemarin tuh udah lima puluh satu, ngerti ga lu kan tinggal dua puluhan orang kemarin tanda tangan lima satu kan.
Sanusi: Ini gitu-gitu bro, tapi ini head to head ga bisa lu main-main, tapi kalau lu diemin aja ya gak kumpul, ini kan didiemin bro, seolah-olah dia bilang ini ga berani ga ada isi. Situasi begana-begini kata mereka mereka ya lu ngomong ga berani gua udah tau kasar kan gitu loh Sunny: Lu udah lapor si Budi segala udah?
Sanusi: Gua udah lapor, gua malah ee gua lapor si Pupung. Pupung langsung telpon lagi, pada saat itu di paripurna Pupung bilang lu lapor gue informasi gue. Gua langsung lapor bos nih. Gua langsung lapor ini gak jadi paripurna neh, jam empat ga jadi udah jam dua jadi gak jadi-jadi bro karena itu yah apa ee termasuk yang Central Park lu jelasin juga gitu ini. ee gua kan kalau lu tahu gua kalau main dong igut kan ngerti gak lu
Sunny: Dia ga, dia ga mau keluar kali tuh yang Central Park
Sanusi: Gua gak ngerti, maksudnya gua gua ngelaporin ke dia kan, dia kan cuma Central Park sama Harco kan
Sunny: Iya betul
Sanusi: Ha tapi maksdunya gua kan dia didelegasinya kan langsung kepada ketua dong, gua kan anggota gua gak berani 
Sunny: iya ya
Sanusi: termasuk sama lantai sepuluhnya PDIP-nya
Sunny: Iya betul
Sanusi: Tapi gua gak ngerti juga maksunya gua udah ingetin mereka waktu mau ketemu di PIK itu
Sunny: He eh
Sanusi: kan datang semua tuh
Sunny: He eh
Sanusi: Gua dampingi, kan dia tanya gua baiknya gimana Ci, ini lantai sepuluh nih PDIP lantai sepuluh kan nanya gua
Sunny: Iya iya
Sanusi: Gua bilang gini caranya, ini satu ini begini, ini dua begini, lu dari fraksi nanti paripurna begini, Balegda begini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com