Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Minimnya Petugas Lapas Tak Bisa Jadi Alasan Kaburnya Napi"

Kompas.com - 14/07/2016, 12:10 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi III DPR Arsul Sani menganggap minimnya jumlah petugas lembaga pemasyarakatan atau rumah tahanan tak bisa lagi dijadikan alasan kaburnya narapidana atau tahanan.

Meskipun ia memahami perbandingan jumlah penjaga dengan mereka yang harus dijaga tidak rasional.

Satu regu penjaga lapas bisa hanya terdiri dari lima orang hingga tujuh orang. Sedangkan narapidana yang dijaga bisa mencapai 350 orang.

"Bahwa petugas lapas, rutan kurang kita sudah sama-sama mafhum. Tapi tidak bisa lagi jadi pembenaran," kata Arsul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (14/7/2016).

(baca: Kronologi Anwar Kabur dari Rutan Salemba Menurut Istrinya)

Untuk mengatasi minimnya penjaga, menurut Arsul, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly bisa membuat kerja sama dengan Polri untuk membantu menjaga lapas atau rutan.

"Misal setiap 24 jam, lima sampai tujuh petugas diperkuat tiga polisi. Di seluruh Indonesia. Ya, memang persoalan klasiknya adalah anggaran," sambung Arsul.

Ia mengaku telah menyuarakannya dalam rapat-rapat Komisi III dengan instansi terkait. Sebab, usulan tersebut berkaitan dengan anggaran.

(baca: Karutan Salemba Akui Pengawasan di Rutan Saat Anwar Kabur Tidak Maksimal)

Namun, jika memang usulan tersebut bisa direalisasikan, Arsul juga mengusulkan agar dimasukkan ke dalam anggaran Polri.

"Karena kan setiap anggota Polri yang ditugaskan bisa mendapat tunjangan khusus," kata Politisi Partai Persatuan Pembangunan itu.

Menkumham Yasonna sebelumnya menyebutkan, kurangnya staf pengawas menjadi faktor penyebab kaburnya narapidana dari Rutan Salemba, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.

(baca: Yasonna Sebut Kekurangan Staf Pengawas Jadi Celah Napi Kabur)

 

Napi tersebut bernama Anwar alias Rijal. Ia merupakan terpidana kasus pemerkosaan dan pembunuhan. Anwar kabur setelah menyamar menjadi seorang perempuan.

Yasonna mengatakan, saat ini penghuni di Rutan Salemba, Jakarta, mencapai lebih dari tiga ribu orang. Sementara, jumlah pengawas rutan sangat terbatas.

"Satu shift, pengawasnya cuma 20-an (orang)," ujar Yasonna, di Kemenkumham, Jakarta Selatan, Senin (11/7/2016).

Yasonna mengatakan, instruksi pengetatan pengawasan sebenarnya sudah kerap dilakukan.

Bahkan, permintaan bantuan kepada TNI serta Polri juga dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk pada saat kunjungan penghuni rutan saat Hari Raya.

"Tapi TNI kan dibutuhkan di tempat lain, polisi juga mengatasi mudik," tutur Yasonna.

Kompas TV Pemerkosa Sadis Kabur, Poster Pencarian Tersebar

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

MK Jadwalkan Putusan 'Dismissal' Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

MK Jadwalkan Putusan "Dismissal" Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

Nasional
Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Nasional
Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com