Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosok Husni Kamil di Mata Kapolri

Kompas.com - 08/07/2016, 10:53 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Polri Jenderal Pol Badrodin Haiti merasa kehilangan sosok Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Husni Kamil Manik.

Pasalnya, beberapa waktu belakangan, dirinya berkomunikasi dengan almarhum Husni. Umumnya komunikasi yang dilakukan terkait pelaksanaan pemilihan umum dan pemilihan kepala daerah (pilkada).

KPU sebagai pihak penyelenggara, sementara Polri dari unsur pengamanan memerlukan koordinasi agar pelaksanaan pemilu berjalan tertib, aman, dan lancar.

Berdasarkan koordinasi dan rapat yang dilakukan itu, Badrodin menilai bahwa almarhum Husni merupakan sosok yang memiliki jiwa kepemimpinan yang baik.

"Saya pikir almarhum komunikasi, koordinasi, manajemen, leadership-nya cukup baik," ujar Badrodin di Rumah duka, Jalan Siaga Raya nomor 23 A, Pejaten Barat, Jakarta Selatan, Jumat (8/7/2016).

(baca: Kakak Husni: Tidak Ada Firasat dan Pesan untuk Keluarga)

Tak jarang, kata Badroddin, perselisihan dan perdebatan juga terjadi antara dirinya dengan almarhum di dalam rapat. Namun, kata Badrodin, hal itu lantaran kedua unsur lembaga ini mempunyai tugas yang berbeda.

"Paling dalam rapat rapat ada perbedaan pendapat itu wajar, tapi dilihat dari kepentinganya yang berbeda. Itu tapi dilihat itu bagian dari dinamika di dalam rapat antara penyelenggara pemilu dan unsur pengamanan," kata dia.

(baca: Ini Pesan Terakhir Ketua KPU Sebelum Wafat)

Meskipun demikian, menurut Badrodin, almarhum Husni merupakan sosok yang baik. Atas sikap dan koordinasi yang dilakukan beberapa waktu belakangan KPU dan Polri hingga saat ini memiliki hubungan yang erat.

"Hubungan KPU dengan Polisi cukup erat dalam rangka menyukseskan pelaksanaan pilkada, pemilu legislatif, dan presiden," tutur Badrodin.

Pihak keluarga menjelaskan, Husni mengalami peradangan akibat bisul. Peradangan sudah menjalar ke perut dan menyebar melalui darah.

Peradangan atau infeksi di seluruh bagian dalam tubuh itu diperparah dengan adanya riwayat diabetes yang mempercepat menyebarnya peradangan.

"Ada istilah kesehatannya abses atau peradangan akibat bisul. Bisul ini mengakibatkan infeksi di darah. Semakin lama makin parah karena riwayat diabetes yang dideritanya," kata Muhammad Arfanuddin Manik, kakak Husni.

(Baca: Kepada Viva Yoga, Husni Kamil Mengaku Ingin Istirahat)

Husni menjalani perawatan di RS Pusat Pertamina, Jakarta Selatan, pada Kamis pagi dan dinyatakan meninggal dunia oleh dokter pada pukul 21.10 WIB.

Husni meninggalkan satu orang istri bernama Endang Mulyani dan tiga orang anak. Husni lahir di Medan, Sumatera Utara, pada 18 Juli 1975 dan pernah menjabat sebagai anggota KPU di Sumatera Barat selama dua periode, yakni 2003-2008 dan 2008-2013.

Husni muda aktif dalam berbagai kegiatan politik dan berpengalaman sebagai pemantau pemilu sejak lulus kuliah di Universitas Andalas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com