JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi III DPR Erma Suryani Ranik mengatakan, jika sudah resmi menjabat Kapolri, Komisaris Jenderal Tito Karnavian harus memilih Wakapolri dan Kabareskrim yang sehati.
Dua posisi tersebut, kata politisi Partai Demokrat itu, adalah kunci kesuksesan seorang Kapolri. Wakapolri menjalankan fungsi pembenahan internal Polri, sementara Kabareskrim mengendalikan penegakan hukum.
"Posisi Wakapolri dan Kabareskrim harus orang-orangnya Tito, karena dua jabatan itu adalah kunci. Kalau dua orang ini bukan orang Tito akan menyulitkan Tito sendiri," kata Erma di acara Satu Meja di Kompas TV, Rabu (22/6/2016).
Erma melanjutkan, Tito bisa memilih senior atau yuniornya di dua jabatan itu. Namun yang pasti, kata dia, orang yang dipilih untuk duduk di dua posisi itu harus yang membuat Tito nyaman bekerja.
"Mau senior atau yunior tidak masalah, yang jelas dua posisi itu harus orangnya Tito," tukas Erma.
Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar yakin, apa yang dikemukakan Erma bakal jadi kenyataan. "Gesture-nya memang akan seperti itu. Itu sudah jadi kebiasaan di kepolisian," kata Haris.
Yang pasti, kata dia, Tito harus konsolidasi dengan pimpinan Polri yang secara angkatan di atas dia. Bagaimanapun Tito membutuhkan dukungan dari pimpinan-pimpinan tersebut. "Hari-hari awal pascapelantikan, Tito harus konsolidasi," ucapnya.
Tito dipilih Presiden Joko Widodo sebagai calon tunggal Kapolri menggantikan Jenderal Badrodin Haiti yang pensiun. Namanya sudah diajukan ke DPR sejak Rabu (15/6/2016).
Komisi III DPR pun telah memproses pencalonan Tito. Kemarin rombongan Komisi III mengunjungi kediaman Tito, dan hari ini rencananya mantan Kapolda Metro Jaya itu menjalani fit and proper test (uji kelayakan dan kepatutan) di DPR.