Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaksa Agung Yakin Tak Semua Dokter Menolak Jadi Eksekutor Kebiri

Kompas.com - 10/06/2016, 14:38 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jaksa Agung Muhammad Prasetyo mengatakan, sikap penolakan Ikatan Dokter Indonesia menjadi eksekutor hukuman kebiri tidak mewakili seluruh dokter di Indonesia.

Prasetyo meyakini masih ada dokter yang mau mengeksekusi terpidana yang dikenakan hukuman tambahan itu.

"Saya pikir tidak semua dokter mengelak. Dan saya rasa Menteri Kesehatan sudah setuju serta memahami betapa pentingnya hukuman tambahan harus dilakukan," ujar Prasetyo di kompleks Kejaksaan Agung, Jakarta, Jumat (10/6/2016).

Prasetyo menganggap IDI hanya organisasi profesi. Sementara pemegang kebijakan berada di Kementerian Kesehatan selaku perwakilan pemerintah.

Menteri Kesehatan Nila F Moeloek pun telah menyetujui adanya eksekusi kebiri itu.

"IDI punya saran seperti itu, mungkin itu pendapat pengalaman mereka. Tapi sesungguhnya kan sudah diatur undang-undang," kata Prasetyo.

(Baca: Ikatan Dokter Tolak Jadi Eksekutor Hukuman Kebiri)

Prasetyo menegaskan bahwa saat pengebirian dilakukan, dokter eksekutornya tidak akan disalahkan. Karena apa yang dia lakukan diperbolehkan dalam undang-undang.

Menurut Prasetyo, pemberatan hukuman perlu segera diterapkan lantaran makin maraknya kasus kekerasan seksual terhadap anak.

"Kami inginkan dengan adanya kebiri bisa berikan dampak prevensi (mencegah) dan orang lain yang akan melakukan begitu, akan berpikir seribu kali," kata Prasetyo.

(Baca juga: IDI Tolak Jadi Eksekutor Hukuman Kebiri, Pukulan Telak bagi Pemerintah)

Selain kebiri, pemberatan hukuman yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor tentang perubahan kedua Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak itu juga mengatur pengumuman identitas pelaku ke publik serta pemasangan alat deteksi elektronik.

Penerapannya pun akan dibedakan terhadap pelaku dewasa dan anak-anak.

"Dengan diumumkan ditandatangan presiden, kami bisa laksanakan itu," kata dia.

Kompas TV Perppu Kebiri Belum Bikin Takut?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Nasional
Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com