Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejak Reformasi, Upaya Pemberantasan Korupsi Belum Tunjukkan Hasil Signifikan

Kompas.com - 20/05/2016, 19:27 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemberantasan korupsi merupakan salah satu tuntutan reformasi yang bergulir sejak 18 tahun lalu.

Namun, upaya pemberantasan korupsi dinilai belum menunjukkan hasil yang signifikan.

Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) Adnan Topan Husodo mengatakan, ada dua indikator untuk mengukur angka pemberantasan korupsi.

"Ada dua indikator yang menunjukkan upaya pemberantasan korupsi belum signifikan sejak reformasi," ujar Adnan dalam diskusi “Quo Vadis 18 Tahun Reformasi” di kantor Indonesia Corruption Watch (ICW), Jakarta Selatan, Jumat (20/5/2016).

Pertama, berdasarkan Indeks Persepsi Korupsi (IPK), selama 6 tahun terakhir skor Indonesia tidak beranjak dari angka 2 dan 3.

Saat era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, target skor IPK di Indonesia mencapai 5.

Indikator kedua, mengutip laporan Badan Pusat Statistik pada tahun 2016, masih terdapatnya ketimpangan antara orang kaya dan miskin yang semakin lebar.

Sementara, Bank Dunia pernah menyatakan bahwa laju ketimpangan kaya-miskin di Indonesia adalah yang tercepat di Asia.

Menurut Adnan, upaya pemberantasan korupsi seharusnya bisa mengurangi jarak antara si kaya dan miskin.

Selain itu, lanjut dia, penegakan hukum tidak kunjung membaik karena hanya bersandar pada Komisi Pemberantasan Korupsi.

"Jika pemberantasan korupsi berhasil, ketimpangan akan menurun. Laju terbukti ketimpangan semakin lebar. Hal itu diakui oleh BPS dan Bank Dunia laju ketimpangan Indonesia tercepat di Asia," kata Adnan.

Oleh karena itu, ia berpendapat, perlu dilakukan reformasi tata kelola pemerintahan di bidang hukum dengan menitikberatkan pada perbaikan institusi kepolisian, kejaksaan, dan lembaga peradilan.

Ia juga mengharapkan adanya penguatan jejaring masyarakat sipil dalam agenda demokratisasi yang lebih substansial.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

Nasional
Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Nasional
Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Nasional
Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com