Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ruki, Tommy, dan Tokoh Profesional di Kepengurusan Diharapkan Dongkrak Suara PPP

Kompas.com - 29/04/2016, 11:18 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah nama dari kalangan profesional masuk ke dalam daftar kepengurusan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) periode 2016-2021.

Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani mengatakan, tokoh profesional tersebut jumlahnya mencapai 15 hingga 20 persen.

Arsul mengatakan, tak menutup kemungkinan bahwa nama-nama profesional tersebut diharapkan menjadi vote getter atau mampu mendongkrak suara PPP di pilkada.

Misalnya, melalui mantan Pelaksana Tugas Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Taufiequrachman Ruki yang menjabat Ketua Mahkamah Partai PPP. (baca: Ini Alasan Ruki Bergabung dengan PPP)

"Itu proses yang akan kita lihat," tutur Arsul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Selatan, Jumat (29/4/2016).

Arsul menambahkan, nama Ruki juga disebut-sebut akan maju ke Pilkada DKI Jakarta dan Banten.

PPP pun tak kan menutup diri terhadap wacana itu. Terlebih jika memang Ruki terbukti baik secara elektabilitas dan didukung elemen masyarakat. (baca: Ruki: Izinkan Saya Mengubah PPP Jadi Partai Pemenang Pemilu)

Namun, alasan memasukan nama-nama profesional tersebut, kata Arsul, bukanlah sebagai pendongkrak suara PPP, tapi dengan harapan memperbaiki tata kelola kepartaian agar partainya lebih amanah, bersih dan baik dalam berpolitik.

"Kalau hanya terdiri dari kader dan orang dalam sendiri yang sebagian sulit berubah, ya sulit berubah," ucap Anggota Komisi III DPR.

"Ini merupakan shortcut untuk perbaiki partai," imbuhnya.

Terlebih untuk posisi bendahara umum, menurut Arsul, sangat krusial. Ia menilai, selama ini tata kelola keuangan partai seringkali tak karuan.

Sehingga dengan menarik eks Direktur Utama Angkasa Pura I Tommy Soetomo sebagai Bendahara Umum diharapkan mampu memperbaikinya.

Sedangkan Ruki, diharapkan mampu membuat anggota PPP menaati asas, aturan dan hukum.

"Mahkamah Partai kita buat powerful," tutur Arsul.

Kompas TV SK Kepengurusan Sah, PPP Akan Islah?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang Online dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang Online dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com