JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi Partai Golkar Ahmad Hafiz Zawawi menilai tidak adanya benang merah antara ideologi dengan kebijakan di Partai Golkar.
"Tidak adanya (benang merah) secara jelas dirumuskan oleh partai kemudian diturunkan dalam kebijakan yang sifatnya sektoral," kata Hafiz usai acara diskusi di Jakarta, Senin (25/4/2016).
Menurut Hafiz, Golkar tidak pernah merumuskan kebijakan partai dalam bidang tertentu secara visioner. Selama ini, kebijakan hanya dibuat dalam tataran praktis.
"Misalnya, apa sih yang diinginkan partai dalam lima tahun ke depan dalam antisipasi kelangkaan energi," ucap Hafiz.
Hafiz menuturkan, idealnya ideologi partai berada di level teratas. Kemudian, disusul oleh paradigma partai, dan budaya partai. Ketiganya harus terdapat benang merah yang mengikat.
"Dalam bidang ekonomi, kalau paradigma partai itu 'karya ke karya' itu apa artinya? Apakah 'karya ke karya' itu kita terjemahkan ke dalam sistem ekonomi yang dibolehkan intervensi pemerintah atau pasar bebas," ujar Hafiz.
Yang terjadi, menurut Hafiz, hanyalah reaksi partai terhadap kebijakan yang diambil pemerintah. Implementator kebijakan tidak memiliki pijakan dari ideologi partai.