Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Henti Berdoa untuk Keselamatan Sandera

Kompas.com - 21/04/2016, 05:15 WIB

Sudah 23 hari lamanya, 10 warga negara Indonesia awak kapal pandu Brahma 12 disandera kelompok teroris Filipina Abu Sayyaf. Tak henti-hentinya, keluarga sandera terus memanjatkan doa dan menantikan kepulangan mereka dalam kondisi sehat dan selamat.

Sutomo (48) menonton siaran berita di televisi sambil tiduran di atas tikar di ruang tamu yang merangkap ruang keluarga di rumahnya di Dusun Miliran, Desa Mendak, Delanggu, Klaten, Jawa Tengah, Senin (18/4).

Ayah kandung Bayu Okta Wiyanto (22), salah seorang awak kapal Brahma 12 yang disandera kelompok Abu Sayyaf, setiap hari terus memantau perkembangan upaya pembebasan sandera melalui berita-berita di televisi.

"TV kadang kala masih menayangkan berita sandera, kini banyak tertutup berita lain," ujarnya dengan nada berat.

Melalui berita-berita di televisi itulah, Sutomo berharap mendapat informasi terbaru. Hari itu, ia juga tengah menunggu telepon dari perusahaan tempat anaknya bekerja, PT Patria Maritime Line, Banjarmasin.

Beberapa hari lalu, perwakilan perusahaan mengabarkan melalui telepon, Senin ini, akan memberi kabar terbaru tentang keputusan pembebasan sandera.

"Keputusan apa saya tidak tahu, mungkin hasil negosiasi atau bagaimana. Katanya hari ini mau disampaikan, tetapi sampai siang ini belum ada telepon masuk," ujarnya.

Sutomo dan keluarga terus diliputi rasa khawatir yang amat mendalam. Ibu Bayu, Rahayu (45), ujar Sutomo, bahkan sering menangis sendiri memikirkan nasib putra sulungnya itu. Rahayu juga kian kehilangan selera makan.

"Sejak menerima kabar penyanderaan, ibunya Bayu tidak masuk kerja," kata Sutomo.

Perusahaan tekstil tempat Rahayu bekerja di Sukoharjo, Jawa Tengah, memahami situasi sulit yang dihadapi karyawatinya itu sehingga memberi izin cuti.

Kekhawatiran keluarga semakin bertambah saat kelompok Abu Sayyaf dikabarkan menghapus perpanjangan batas waktu penyerahan tebusan yang semula ditetapkan 31 Maret, kemudian diperpanjang 8 April 2016.

Awalnya, Sutomo berharap, setidaknya paling lambat 8 April semua sandera akan dibebaskan setelah tebusan dibayarkan ataupun melalui opsi pembebasan lainnya. Abu Sayyaf meminta tebusan 50 juta peso (setara Rp 14,3 miliar).

"Kalau anak saya berlayar sebulan atau dua bulan tidak pulang tidak ada masalah, tetapi ada kabar. Kalau ini, tidak ada kabar sama sekali," ujar Sutomo lantas terdiam.

Beberapa kali pihak perusahaan melalui sambungan telepon mengabarkan semua anak buah kapal (ABK) dalam kondisi sehat. Hal itu hanya bisa sedikit membuat lega.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com