Sutomo berharap, kelompok Abu Sayyaf berbaik hati menampilkan secuil potongan video yang menayangkan kondisi terkini sandera.
"Sekilas mboten (tidak) masalah, itu bisa bikin lega, bisa sedikit tenang apabila melihat mereka sehat. Selama ini 'sehat' hanya dalam informasi. Namun, kalau sampai terjadi berbulan-bulan dan tidak dilihatkan," ucapan Sutomo terhenti.
Sutomo dan istri tidak bisa berbuat apa-apa selain menunggu kepulangan anak mereka dalam ketidakpastian sambil terus-menerus memanjatkan doa demi keselamatan Bayu dan ABK lainnya.
Setiap malam, pengajian dan doa bersama diadakan di rumah yang dihadiri tetangga sekitar. Asa masih mereka jaga melalui lantunan doa-doa.
Tertembak
Meski tak lebih baik nasibnya, sedikit kepastian soal kondisi Lambas Simanungkalit, awak kapal tunda TB Henry-tongkang Christy yang dibajak di perairan perbatasan Malaysia-Filipina, membuat keluarganya dapat berharap lebih banyak.
Lambas, warga Kelurahan Basirih, Kecamatan Banjarmasin Barat, Banjarmasin, kini berada di Malaysia setelah ditolong tentara negeri jiran tersebut.
Lambas tertembak saat kapalnya dibajak kelompok yang diduga pecahan Abu Sayyaf. Kini, dia dirawat di salah satu rumah sakit di Malaysia.
Lambas bersama lima kru kapal TB Henry-tongkang Christy tak sampai disandera, sementara empat kru lainnya ditahan penyandera dan belum ada kabar.
Istri Lambas, Teti Elfrida Simbolon masih tetap khawatir meski telah dikabari kondisi suaminya. Pihak perusahaan tempat Lambas bekerja, PT Global Trans Energy International, telah memberi tahu Teti bahwa kondisi Lambas saat ini mulai stabil.
"Saya berharap suami bisa segera pulang dalam keadaan sehat supaya bisa bertemu keluarga," ujarnya.
Apa yang saat ini dirasakan Sutomo dan Teti juga dirasakan keluarga awak kapal lainnya yang dibajak di perairan Filipina dan belum jelas nasibnya hingga kini. Keluarga terus berdoa akan keselamatan mereka.
Sutomo dan keluarga awak kapal yang masih disandera terus berharap, pemerintah dan perusahaan segera bertindak membebaskan sandera dengan tetap mengutamakan keselamatan mereka.
"Harapanya, tebusan segera dibayarkan demi keselamatan semua sandera," kata Sutomo. (RWN/JUM)
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 20 April 2016, di halaman 5 dengan judul "Tak Henti Berdoa untuk Keselamatan Sandera".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.