Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Henti Berdoa untuk Keselamatan Sandera

Kompas.com - 21/04/2016, 05:15 WIB

Sutomo berharap, kelompok Abu Sayyaf berbaik hati menampilkan secuil potongan video yang menayangkan kondisi terkini sandera.

"Sekilas mboten (tidak) masalah, itu bisa bikin lega, bisa sedikit tenang apabila melihat mereka sehat. Selama ini 'sehat' hanya dalam informasi. Namun, kalau sampai terjadi berbulan-bulan dan tidak dilihatkan," ucapan Sutomo terhenti.

Sutomo dan istri tidak bisa berbuat apa-apa selain menunggu kepulangan anak mereka dalam ketidakpastian sambil terus-menerus memanjatkan doa demi keselamatan Bayu dan ABK lainnya.

Setiap malam, pengajian dan doa bersama diadakan di rumah yang dihadiri tetangga sekitar. Asa masih mereka jaga melalui lantunan doa-doa.

Tertembak

Meski tak lebih baik nasibnya, sedikit kepastian soal kondisi Lambas Simanungkalit, awak kapal tunda TB Henry-tongkang Christy yang dibajak di perairan perbatasan Malaysia-Filipina, membuat keluarganya dapat berharap lebih banyak.

Lambas, warga Kelurahan Basirih, Kecamatan Banjarmasin Barat, Banjarmasin, kini berada di Malaysia setelah ditolong tentara negeri jiran tersebut.

Lambas tertembak saat kapalnya dibajak kelompok yang diduga pecahan Abu Sayyaf. Kini, dia dirawat di salah satu rumah sakit di Malaysia.

Lambas bersama lima kru kapal TB Henry-tongkang Christy tak sampai disandera, sementara empat kru lainnya ditahan penyandera dan belum ada kabar.

Istri Lambas, Teti Elfrida Simbolon masih tetap khawatir meski telah dikabari kondisi suaminya. Pihak perusahaan tempat Lambas bekerja, PT Global Trans Energy International, telah memberi tahu Teti bahwa kondisi Lambas saat ini mulai stabil.

"Saya berharap suami bisa segera pulang dalam keadaan sehat supaya bisa bertemu keluarga," ujarnya.

Apa yang saat ini dirasakan Sutomo dan Teti juga dirasakan keluarga awak kapal lainnya yang dibajak di perairan Filipina dan belum jelas nasibnya hingga kini. Keluarga terus berdoa akan keselamatan mereka.

Sutomo dan keluarga awak kapal yang masih disandera terus berharap, pemerintah dan perusahaan segera bertindak membebaskan sandera dengan tetap mengutamakan keselamatan mereka.

"Harapanya, tebusan segera dibayarkan demi keselamatan semua sandera," kata Sutomo. (RWN/JUM)

 

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 20 April 2016, di halaman 5 dengan judul "Tak Henti Berdoa untuk Keselamatan Sandera".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com