JAKARTA, KOMPAS.com - Istilah deparpolarisasi tiba-tiba jadi populer belakangan ini. Istilah ini mengemuka pascatudingan Ketua DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan Prasetyo Edi terhadap Teman Ahok, relawan Basuki Tjahja Purnama.
Teman Ahok memang tengah gencar bergerilya mencari dukungan, agar Ahok maju melalui jalur perseorangan pada pilkada DKI Jakarta 2017.
Prasetyo menganggap, ada usaha untuk menghilangkan peran partai politik dalam pemilihan kepala daerah di Jakarta.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti deparpolisasi adalah pengurangan jumlah partai politik.
Kata pengurangan mengacu pada upaya pemandulan terhadap partai, semisal dengan membatasi jumlah partai, tidak memberikan ruang terhadap partai dan terdapat kondisi politik yang dapat menghancurkan serta menghilangkan peran partai.
Populernya istilah deparpolisasi tidak dapat di lepaskan dari fenomena calon perseorangan yang semakin banyak muncul untuk bertarung pada Pilkada serentak Desember 2015.
Pertanyaanya kemudian, adakah calon perseorangan menjadi salah satu jawaban atas ketidakpercayaan masyarakat terhadap partai politik untuk mengusung calon dalam pilkada serentak?
Lalu, apa permasalahan jika calon perseorang menang dalam sebuah pemilihan?
Saksikan selengkapnya dalam dialog di program SATU MEJA bersama pimpinan redaksi Harian Kompas, Budiman Tanuredjo, Rabu (16/3/2016) pukul 22:00 WIB, live di Kompas TV.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.