JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengaku tidak mengikuti secara detail pembentukan Steering Committee (SC) jelang musyawarah nasional luar biasa (munaslub) Partai Golkar.
Namun, Kalla ingin agar kader senior Golkar Hajriyanto Y Tohari sebagai Ketua Steering Committee Munas Golkar.
"Di Golkar banyak teman-teman yang mampu dan mungkin Hajriyanto itu dianggap lebih netral, bagus, orangnya pintar," ujar Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (29/2/2016).
Meski ingin Hajriyanto memimpin Munas mendatang, Kalla mengatakan bahwa dirinya tidak punya hak untuk setuju atau tidak setuju terhadap Ketua SC yang dipilih. (Baca: Politik Uang, Mana Tahan...)
Lagipula, tutur Wapres, SC tidak terlalu penting. Sebab, munaslub hanya memilki satu agenda, yakni memilih ketua umum.
(baca: Golkar di Antara Konflik, Kursi Kekuasaan, dan Politik Uang)
"Jadi SC itu sebenarnya biasanya membahas atau bikin konsep draf-draf keputusan atau keputusan politik, ini kan enggak ada kan. Sebenarnya SC itu juga enggak terlalu pentinglah dibanding dengan munas biasa," kata Kalla.
Terkait calon Ketua Umum Golkar, Kalla tidak memiliki kriteria tertentu. Hanya, ia berharap agar Ketua Umum Golkar terpilih nantinya merupakan orang yang memiliki mobilitas tinggi dan memiliki kemampuan mengurus partai hingga ke daerah-daerah.
Munas Golkar yang akan berlangsung pada April 2016 di Jakarta diramaikan sejumlah kandidat yang akan berebut kursi ketua umum.
Mulai dari ketua DPR, bupati, hingga politisi senior Golkar ikut terjun dalam bursa calon ketua umum Golkar 2016.
Hingga saat ini, sejumlah nama tersebut mengerucut menjadi 10 nama. (Baca: Ini Profil 10 Calon Ketum Golkar)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.