Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Penasihat KPK Sayangkan Pengunduran Diri Johan Budi

Kompas.com - 23/12/2015, 15:37 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abdullah Hehamahua, menyayangkan rencana Johan Budi yang akan mundur dari KPK. Johan telah menghabiskan 10 tahun berkarier di KPK dan menjadi ikon KPK.

"Sangat disayangkan, nanti saya akan tanya mengapa beliau mengundurkan diri," kata Abdulllah, Rabu (23/12/2015).

Abdullah menduga rencana pengunduran Johan karena masalah psikologis. Pasalnya, Johan adalah mantan Plt pimpinan KPK.

Jika dia kembali ke jabatannya sebagai Deputi Pencegahan, posisi itu sudah dijabat oleh Pahala Nainggolan. Apabila menjabat kepala humas, pangkat atau golongannya akan turun karena hanya eselon II.

"Mungkin ini secara psikologis. Pak Johan kan dari Plt pimpinan. Kalau jadi kepala humas itu eselon II, jadi turun. Sementara itu, kalau kembali ke Deputi Pencegahan, kan sudah ada orangnya, tetapi sangat disayangkanlah," tutur Abdullah.

Mengundurkan diri

Mantan pimpinan sementara KPK Johan Budi menyatakan keinginannya untuk mundur dari lembaga itu. Johan menganggap 10 tahun kariernya di lembaga antikorupsi itu sudah cukup. 


"Saya berencana mundur biar teman lain bisa meneruskan. Saya sudah cukup lama," ujar Johan saat dihubungi, Selasa (22/12/2015). 

Johan mengaku belum menyerahkan surat pengunduran dirinya ke KPK. Namun, ia memastikan akan mengajukannya dalam waktu dekat. 

Setelah lengser dari jabatannya sebagai pimpinan sementara KPK, saat ini Johan masih berstatus sebagai pegawai KPK. 

Johan mengatakan, ia belum menentukan ke mana dirinya akan bekerja seusai mundur dari KPK. Namun, ia akan kembali menggeluti dunia tulis-menulis seperti yang dia lakukan sebelum bergabung di KPK.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Nasional
Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Nasional
Soal 'Presidential Club', Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Soal "Presidential Club", Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Nasional
Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

Nasional
Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com