Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudding: Setya Novanto ibarat Orang yang Jatuh Tertimpa Tangga

Kompas.com - 17/12/2015, 12:55 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota DPR asal Fraksi Golkar, Setya Novanto, secara resmi telah mengundurkan diri dari jabatan Ketua DPR RI.

Pengunduran diri itu dilakukan sesaat sebelum Mahkamah Kehormatan Dewan memutus perkara dugaan pelanggaran kode etik Novanto yang sebelumnya dilaporkan Menteri ESDM Sudirman Said.

Anggota MKD Sarifudin Sudding mengatakan, ketika tahap konsinyering, sudah terlihat arah keputusan atas kasus pencatutan nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla itu.

Dari 17 anggota MKD, sepuluh menyatakan Novanto melakukan pelanggaran kategori sedang, tujuh menyatakan kategori berat.

Akan tetapi, dengan pengunduran diri Novanto, MKD menyatakan menutup kasus itu.

"Sebenarnya keputusan MKD sudah mengarah ke pemberhentian dengan pelanggaran etika. Namun, dengan surat pengunduran diri Novanto, dari sisi kemanusiaan dan saya nyatakan bahwa ini ibarat orang yang sudah jatuh tertimpa tangga," kata Sudding saat dihubungi, Kamis (17/12/2015).

Novanto sebelumnya dilaporkan setelah diduga telah meminta saham kepada PT Freeport Indonesia dengan mengatasnamakan Presiden dan Wakil Presiden.

Permintaan itu disampaikan ketika Novanto berbicara dengan pengusaha Riza Chalid dan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Maroef Sjamsoeddin, 8 Juni 2015 lalu.

Namun, ketika MKD hendak mengambil keputusan, Novanto justru melayangkan surat pengunduran diri ke pimpinan DPR.

Menurut Sudding, langkah Novanto sejalan dengan keinginan masyarakat yang menginginkan dia mundur dari jabatannya. Dengan demikian, MKD akhirnya memutuskan untuk menutup kasus Novanto.

Sudding menambahkan, proses yang dilakukan MKD sudah sesuai dengan laporan awal yang dibuat Sudirman.

Saat itu, Sudirman melaporkan Novanto dalam kapasitasnya sebagai anggota DPR sekaligus Ketua DPR.

"Ya, MKD juga proses memang sebagai anggota. Ini sisi kemanusiaan, dijelaskan bagaimana dia menyampaikan permintaan maafnya. Saya masih ada hati meski saya keras," kata Sudding.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Nasional
Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Nasional
Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Nasional
PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

Nasional
Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com