Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amien Rais: Kalau Rekaman Betul, Novanto Salah Bin Keliru

Kompas.com - 14/12/2015, 20:25 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional Amien Rais meminta Mahkamah Kehormatan Dewan menjatuhkan putusan yang sesuai terhadap dugaan pelanggaran yang dilakukan Ketua DPR Setya Novanto.

Jika rekaman percakapan antara Novanto, pengusaha minyak Riza Chalid dan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin 8 Juni 2015 benar, maka Amien menilai Setya Novanto sudah terbukti melanggar kode etik.

Berdasakan rekaman percakapan yang direkam oleh Maroef, dalam pertemuan itu diduga adanya permintaan saham PT Freeport dengan mencatut nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

"Kalau rekaman itu betul, namanya jelas salah. Salah bin keliru," kata Amien di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (14/12/2015).

Amien mengaku berada di Kompleks Parlemen untuk menemui Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan dan Fraksi PAN untuk membicarakan wacana pembentukan panitia khusus angket PT Freeport. (baca: Pimpinan MKD Minta Riza Chalid Dipanggil Paksa)

Namun, dia juga sudah beberapa kali bertemu Novanto. Amien meminta Politisi Partai Golkar itu untuk menghadapi masalah ini.

"Saya sudah ketemu (Setya Novanto) berkali-kali. Saya bilang, 'Anda harus jadi orang yang laki-laki, jangan mundur. Semua Anda buka apa adanya'," ucap mantan Ketua MPR ini.

Namun, saat masalah ini sudah diputus oleh MKD nantinya, Amien Rais mendukung agar DPR segera membentuk Pansus Freeport. (baca: Junimart: Selain Presiden-Wapres, Nama Luhut Juga Dicatut Novanto)

Menurut dia, di balik kasus yang menjerat Novanto, Freeport selama ini sudah melakukan berbagai pelanggaran mulai dari pencemaran lingkungan hingga pengemplangan pajak.

Namun, Amien mengingatkan agar DPR tak 'masuk angin' begitu nantinya pansus terbentuk. (Baca: Di Sidang MKD, Kahar Muzakir Lebih Banyak Bela Setya Novanto daripada Bertanya)

"Biasanya, maaf ini, saya kan alumni di sini, biasanya Pansus apapun itu anget-anget tahi ayam. Begitu mau berbahaya, datanglah amplop-amplop bertebaran," ucap Amien.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Nasional
Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Nasional
Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Nasional
Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Nasional
Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com