Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Setya Novanto Harus Beri Teladan, Hadiri Panggilan MKD dan Sidang Terbuka"

Kompas.com - 06/12/2015, 11:59 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Perempuan Indonesia Antikorupsi (PIA) Ririn Sefsani meminta Ketua DPR RI Setya Novanto memberikan teladan yang baik dalam penuntasan kasus dugaan pencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden.

Menurut Ririn, keteladanan itu dapat ditunjukkan Setya dengan memenuhi panggilan Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) dan bersedia menjalani sidang secara terbuka.

"Sebagai Ketua DPR, sudah seharusnya Setya Novanto menjadi teladan," kata Ririn, di Taman Suropati, Jakarta Pusat, Minggu (6/12/2015).

Ririn menegaskan, sidang MKD juga seharusnya dimanfaatkan Setya untuk mengklarifikasi semua tuduhan yang mengarah kepadanya. Namun Ririn berharap Setya tidak berkilah dan mau mengakui jika dia memang berbuat salah.

"Saat ini dia disinyalir menjadi calo, menjual jabatan, dan mengingkari sumpah jabatan. Hadir saja dan berani akui kesalahan," Ririn.

Lebih lanjut, Ririn juga meminta anggota MKD untuk mendorong Setya bersedia menjalani sidang secara terbuka.

Sidang terbuka ia anggap akan membantu DPR dalam menjaga kehormatan di tengah kasus yang menuai sorotan ini.

"Ada kekhawatiran terhadap sidang MKD. Sidang terbuka saja mengecewakan, apalagi kalau sidangnya tertutup," ungkap Ririn.

MKD menjadwalkan pemanggilan Setya pada Senin (7/12/2015). Sebelum Setya, MKD telah meminta keterangan dari Menteri ESDM Sudirman Said, dan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin.

Pengusaha Riza Chalid juga dipanggil MKD tetapi mangkir tanpa alasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com