Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bawaslu: Petugas TPS Jangan Asal Main Catat

Kompas.com - 21/11/2015, 23:56 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Nasrullah menuturkan, selain mengandalkan pengawas Tempat Pemungutan Suara (TPS), diperlukan partisipasi masyarakat dalam mengawasi potensi kecurangan dalam pemilu. 

"Kami sudah tahu titik-titiknya. Nanti pengawas TPS harus maksimal kerjanya. Tentu yang paling diharapkan adalah partisipasi masyarakat," kata Nasrullah di Bandung, Jumat (20/11/2015).

Nasrullah memaparkan, sering kali petugas di lapangan lalai. Idealnya, mereka mencocokan satu-satu undangan C6 (pemberitahuan untuk memilih) dengan DPT. Namun, seringkali langkah ini diabaikan.

"Waspadai petugas yang menerima DPT ini. Kalau dia punya daftar DPT, tapi kerjanya cuma main catat. Dia tidak menggunakan cross check," kata dia.

Nasrullah menambahkan, hal tersebut sering kali terjadi di daerah dimana biasanya pemilih dan petugas pencatat DPT sudah saling mengenal. Karena telah saling kenal, pemilih tetap dipersilakan mencoblos tanpa dicocokan dulu datanya.

"Kalau tiba-tiba ada orang lain yang datang bawa undangan, semestinya dia (petugas) boleh saja minta identitas. Kalau cuma bawa undangan, belum tentu ada dalam DPT," tutur Nasrullah.

Bawaslu mengingatkan ketidakcermatan petugas bisa menjadi potensi kecurangan. Pada pemilu yang lalu, Bawaslu menemukan modus jual beli undangan C6. Undangan yang belum sempat tersebar diperjualbelikan ke sejumlah pihak seharga Rp 20.000,- atau Rp 30.000,-.

Ia menginginkan hal tersebut tak lagi ditemukan pada pilkada serentak 9 desember 2015. "Ini pilkada yang lalu ya. Jangan sampai ini muncul lagi," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com