Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panglima TNI Minta Personelnya Tak Terprovokasi Peristiwa di Lubuk Linggau

Kompas.com - 16/11/2015, 08:51 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo meminta seluruh personelnya tidak terprovokasi atas peristiwa baku tembak antara Polri dengan TNI di Lubuk Linggau, Sumatera Selatan, 13 November 2015 lalu. Ia tak ingin peristiwa itu berdampak luas dan memperkeruh suasana.

"Pegang teguh dan patuhi  instruksi komandan satuan masing-masing. Tetap pelihara dan terus tingkatkan kerja sama yang telah terjalin dengan baik dengan anggota Polri," ujar Gatot melalui keterangan tertulis, Senin (16/11/2015).

Gatot mengatakan, persoalan tersebut tengah diselesaikannya dengan Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti. Dia meminta personel di lapangan yakin bahwa penyelesaian antarpimpinan tersebut akan menyelesaikannya dengan adil, profesional, dan menjunjung tinggi hukum yang berlaku. 

Kronologi versi TNI

Gatot menjelaskan, peristiwa itu bermula dari delapan anggota Detasemen Intelijen Kodam III/Siliwangi yang tengah mengejar pencuri mobil milik Puskopad  Kodam III/Siliwangi. Informasi yang mereka dapatkan, mobil itu telah dijual ke komplotan penadah di wilayah Lampung. Aktivitas itu, sebut Gatot, dilengkapi surat tugas resmi.

Gatot mengatakan, sebelumnya personelnya telah melapor ke Polrestabes Bandung. Akan tetapi, personel TNI ingin ikut membantu mencari pelaku. Hasilnya, anggota intel TNI berhasil menangkap tiga orang yang diduga kuat pencuri mobil TNI dan penadah. Ketiganya berinisial Hr, Ei dan Tr. Tr diketahui adalah disersi pollisi di Prabumulih.

Tim kemudian mengembangkan dan hendak menangkap pria berinisial Dn di wilayah Lubuk Linggau. Saat hendak menangkap, datang lima unit mobil milik Buser polisi dan menyergap tim TNI. Anggota polisi melepaskan tembakan yang mengakibatkan dua orang anggotanya luka serius.

"Perlu ditegaskan bahwa anggota TNI tidak melakukan perlawanan sama sekali saat disergap dan dilucuti senjatanya karena memang sedang fokus melaksanakan tugas dan tidak memiliki latar belakang masalah dengan pihak kepolisian, sehingga semua yang diperintahkan oleh anggota Buser Polres dipatuhi dan di ikuti," ujar Gatot.

Korban luka tembak dibawa ke RSUD Siti Aisiah. Pada tengah malam, anggota Intel Kodam Siliwangi menjenguk korban. Tiba-tiba muncul dua anggota Polres Muara Enim yang mengeluarkan senjata. Anggota TNI langsung mengambil tindakan pengamanan. Akhirnya salah satu anggota polisi terkena luka tembak di kaki. Gatot tak merinci apa tindakan pengamanan yang dimaksud. 

Salah paham

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti menampik personelnya gegabah dalam peristiwa ini. Peristiwa penyergapan di Lubuk Linggau, kata Badrodin, bukanlah tindakan ilegal, melainkan didasari laporan masyarakat soal adanya dugaan penculikan warga.

"Namanya ada orang melapor begitu, tentunya polisi harus mengusut. Nah ternyata kan itu hanya seolah-olah penculikan, jadi ya salah paham saja, salah pengertian," ujar Badrodin, Minggu malam.

Ia menyayangkan tidak adanya komunikasi yang baik antarpersonel di lapangan. Menurut dia, saat polisi menyergap kelompok yang dilaporkan sebagai penculik tapi ternyata anggota TNI yang sedang bertugas, seharusnya kesalahpahaman bisa dihindari dengan komunikasi.

"Sayangnya mereka (TNI) enggak komunikasi, itu saja. Tapi peristiwa ini sudah diselesaikan agar tidak berdampak luas," ujar Badrodin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Bakal Jemput Bola Kader untuk Maju di Pilkada Sumut

PDI-P Bakal Jemput Bola Kader untuk Maju di Pilkada Sumut

Nasional
Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen TNI AD, Dian Andriani Harap Kowad Lain Menyusul

Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen TNI AD, Dian Andriani Harap Kowad Lain Menyusul

Nasional
Jokowi Bakal Tinjau Lokasi Banjir Lahar di Sumbar Pekan Depan

Jokowi Bakal Tinjau Lokasi Banjir Lahar di Sumbar Pekan Depan

Nasional
Nurul Ghufron Tak Hadir karena Belum Tuntas Siapkan Pembelaan, Dewas KPK Tunda Sidang Etik

Nurul Ghufron Tak Hadir karena Belum Tuntas Siapkan Pembelaan, Dewas KPK Tunda Sidang Etik

Nasional
PDI-P Tuding Jokowi Cawe-cawe Pilkada dengan Bansos Beras, Ngabalin: Segera Lah Move on

PDI-P Tuding Jokowi Cawe-cawe Pilkada dengan Bansos Beras, Ngabalin: Segera Lah Move on

Nasional
Soal Revisi UU Kementerian Negara, Ngabalin: Mudah-mudahan Cepat, Itu Arah Haluan Prabowo-Gibran

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Ngabalin: Mudah-mudahan Cepat, Itu Arah Haluan Prabowo-Gibran

Nasional
Risma Relokasi 2 Posko Pengungsian Banjir Lahar Dingin di Sumbar yang Berada di Zona Merah

Risma Relokasi 2 Posko Pengungsian Banjir Lahar Dingin di Sumbar yang Berada di Zona Merah

Nasional
Ahok Masuk Bursa Bacagub Sumut, PDI-P: Prosesnya Masih Panjang

Ahok Masuk Bursa Bacagub Sumut, PDI-P: Prosesnya Masih Panjang

Nasional
Bantah PDI-P soal Jokowi Menyibukkan Diri, Ali Ngabalin: Jadwal Padat, Jangan Gitu Cara Ngomongnya...

Bantah PDI-P soal Jokowi Menyibukkan Diri, Ali Ngabalin: Jadwal Padat, Jangan Gitu Cara Ngomongnya...

Nasional
Pimpin Langsung ‘Tactical Floor Game’ WWF di Bali, Luhut: Pastikan Prajurit dan Komandan Lapangan Paham yang Dilakukan

Pimpin Langsung ‘Tactical Floor Game’ WWF di Bali, Luhut: Pastikan Prajurit dan Komandan Lapangan Paham yang Dilakukan

Nasional
Setara Institute: RUU Penyiaran Berpotensi Perburuk Kebebasan Berekspresi melalui Pemasungan Pers

Setara Institute: RUU Penyiaran Berpotensi Perburuk Kebebasan Berekspresi melalui Pemasungan Pers

Nasional
Masuk Daftar Cagub DKI dari PDI-P, Risma: Belum Tahu, Wong Masih di Kantong...

Masuk Daftar Cagub DKI dari PDI-P, Risma: Belum Tahu, Wong Masih di Kantong...

Nasional
KPK Geledah Lagi Rumah di Makassar Terkait TPPU SYL

KPK Geledah Lagi Rumah di Makassar Terkait TPPU SYL

Nasional
Puan Minta DPR dan IPU Fokus Sukseskan Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

Puan Minta DPR dan IPU Fokus Sukseskan Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

Nasional
Yusril: Serahkan kepada Presiden untuk Bentuk Kabinet Tanpa Dibatasi Jumlah Kementeriannya

Yusril: Serahkan kepada Presiden untuk Bentuk Kabinet Tanpa Dibatasi Jumlah Kementeriannya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com