Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Calon Hakim "Ad Hoc" Tipikor Belum Memadai, Pansel Diminta Tak Paksakan Memilih

Kompas.com - 12/11/2015, 23:17 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Koalisi Pemantau Peradilan menilai 58 calon hakim ad hoc tindak pidana korupsi yang mengikuti seleksi hari ini belum ada yang kompetensinya cukup memadai.

Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Aradila Caesar mengatakan, pihaknya telah berkomunikasi dengan tim pansel.

ICW meminta agar tim pansel tak memaksakan memilih hakim jika memang tidak mumpuni.

"Kemarin kami diskusi sama pansel. Pada dasarnya tak bisa memaksakan harus ada calon. Kami sepakat soal kualitas," ujar Aradila saat dihubungi Kompas.com, Kamis (12/11/2015).

Aradila menambahkan, kalau pun nantinya tim pansel tetap memilih beberapa calon, pihaknya akan meminta indikator penilaian agar dibuka ke publik.

"Kami mau lihat apa indikatornya yang menentukan terpilih atau tidak," kata dia.

Koalisi mencatat sejumlah catatan penting dari hasil pantauan seleksi. Di antaranya adalah dilontarkannya daftar pertanyaan yang berulang oleh pansel kepada para peserta dalam proses wawancara.

Hal tersebut, menurut Aradila, membuat para peserta akhirnya mengetahui pertanyaan yang akan ditanyakan dari peserta yang sudah menjalani proses.

Ia menambahkan, dalam pertanyaan-pertanyaan yang digulirkan, pansel juga hanya berfokus kepada kompetensi calon tanpa menggali lebih jauh soal integritas dan independensi.

Meski begitu, Aradila mengatakan bahwa tim pansel cukup kooperatif dan memberikan ruang yang luas bagi masyarakat untuk memantau proses seleksi.

Malam ini, menurut Aradila, tim pansel tengah melangsungkan rapat untuk membahas penilaian dan mengumumkan hasil.

"Kabarnya besok (hasilnya). Tapi belum fix juga," kata dia.

Proses seleksi hari ini dilaksanakan di Badan Diklat MA, Megamendung, Bogor dan dilaksanakan mulai pukul 08.00 WIB hingga 17.00 WIB.

Sebanyak 58 calon hakim dibagi ke dalam lima kelas berbeda dengan masing-masing kelas diisi dua orang pansel. 

Proses wawancara tersebut merupakan permintaan koalisi pemantau peradilan kepada pansel.

Selain ICW, anggota koalisi lainnya adalah Indonesian Legal Roundtable (ILR), Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia (PSHK), Institute for Criminal Justice Reform (ICJR), Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM), dan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi 4 Negara Kerjasama Demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi 4 Negara Kerjasama Demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com