Menurut dia, undangan pertama kali disampaikan Obama saat keduanya bertemu dalam Forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Beijing pada November 2014 lalu. (Baca: Michael Buehler Buka Suara soal Kontroversi Pelobi pada Kunjungan Jokowi ke AS )
Komunikasi untuk penyesuaian jadwal kemudian dilakukan oleh Luhut saat menjadi Kepala Staf Kepresidenan dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Diundang dua kali
Luhut menjelaskan, pihak Gedung Putih awalnya menawarkan kunjungan dilakukan pada Juni 2015. (Baca: Menlu: Presiden Obama yang Undang Presiden Jokowi untuk ke Gedung Putih )
Namun, permintaan tersebut dibatalkan Pemerintah Indonesia karena pada bulan tersebut Presiden melangsungkan pernikahan putranya, Gibran Rakabuming.
Meski permintaan sudah ditolak, pihak Gedung Putih kembali mengajak Jokowi bertemu pada bulan Juli 2015. Akan tetapi, tawaran kali itu lagi-lagi ditolak karena pada bulan tersebut bertepatan dengan hari raya Idul Fitri.
Kedua pihak akhirnya sepakat menentukan bahwa pertemuan akan dilakukan pada Oktober 2015. Luhut menegaskan bahwa pertemuan tersebut sama sekali tidak melibatkan pihak ketiga. (Baca: Dubes AS Bantah Ada Lobi Perusahaan di Pertemuan Jokowi-Obama )
Upaya komunikasi mengenai penentuan jadwal dilakukan kedua pemerintahan secara intensif, khususnya sejak Maret lalu, saat Luhut bertemu langsung dengan penasihat keamanan AS, Susan Rice, di Gedung Putih.