Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenlu Bantah Bayar Konsultan Asing untuk Pertemukan Jokowi dan Obama

Kompas.com - 07/11/2015, 14:38 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia membantah adanya bantuan konsultan dengan bayaran tertentu untuk mempertemukan Presiden Joko Widodo dan Presiden Barack Obama di Amerika Serikat.

"Kementerian Luar Negeri menyesalkan, isu yang diangkat sangat tidak akurat, tidak berdasar dan sebagian mendekati ke arah fiktif," demikian pernyataan resmi Kemenlu RI yang diterima Kompas.com, Sabtu (7/11/2015).

Dalam pernyataan tertulis itu, Kemenlu RI menegaskan bahwa kunjungan Presiden Jokowi ke AS atas undangan Presiden Obama.

Undangan disampaikan langsung pada saat pertemuan bilateral di sela-sela KTT APEC di Beijing, China, pada 10 November 2014. Hal itu ditindaklanjuti dengan undangan tertulis yang disampaikan melalui saluran diplomatik.

Karena berbagai alasan, Jokowi baru dapat memenuhi undangan Obawa pada 25-27 Oktober 2015.

Persiapan kunjungan ke Amerika Serikat dipimpin oleh Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dengan berkoordinasi bersama berbagai kementerian dan lembaga, parlemen, Kedutaan Besar RI di Washington DC, Konsulat Jenderal RI di San Francisco, Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, serta kalangan bisnis dan para pemangku kepentingan lainnya.

Kemenlu menyatakan bahwa persiapan kunjungan Jokowi ke AS mencakup sejumlah pertemuan tingkat menteri dan kunjungan timbal balik para menteri serta pejabat tinggi dari kedua negara serta sejumlah misi bisnis.

Puncaknya adalah pertemuan antara Menteri Luar Negeri RI dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat di Washington DC pada 21 September 2015.

"Hal ini menandai pentingnya kesuksesan hubungan bilateral Indonesia-Amerika Serikat yang bukan hanya menjadi kepentingan pemerintah, namun juga berbagai pemangku kepentingan di Indonesia secara menyeluruh," sebut keterangan Kemenlu.

Kemenlu mengungkapkan bahwa persiapan intensif ini memungkinkan ditandatanganinya lebih dari 18 perjanjian bisnis senilai lebih 20 miliar dollar AS dan sejumlah nota kesepahaman antara pemerintah AS dan Indonesia.

"Kementerian Luar Negeri juga tidak pernah mengeluarkan anggaran kementerian untuk jasa pelobi, namun memahami bahwa penggunaan jasa pelobi merupakan bagian nyata dari dunia politik di Amerika Serikat dan seringkali digunakan oleh pemangku kepentingan dan pemerintah negara-negara lain di dunia untuk memajukan kepentingan mereka di Amerika Serikat," sebut Kemenlu.

Merujuk pada tuduhan yang tidak berdasar akan adanya perselisihan antara Menlu dan menteri lain pada saat persiapan kunjungan ini, Kemenlu menyesalkan bahwa seorang akademisi dari Australia National University, Dr Michael Buehler, dapat menyampaikan suatu pernyataan yang tidak benar.

(Baca Pemerintah Bereaksi soal Isu Konsultan Asing dalam Pertemuan Jokowi-Obama)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prajurit TNI AL Tembak Sipil di Makassar, KSAL: Proses Hukum Berjalan, Tak Ada yang Kebal Hukum

Prajurit TNI AL Tembak Sipil di Makassar, KSAL: Proses Hukum Berjalan, Tak Ada yang Kebal Hukum

Nasional
Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Nasional
Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Nasional
Soal Kekerasan di STIP, Menko Muhadjir: Itu Tanggung Jawab Institusi

Soal Kekerasan di STIP, Menko Muhadjir: Itu Tanggung Jawab Institusi

Nasional
Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

Nasional
Demokrat Sudah Beri Rekomendasi Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jawa Timur

Demokrat Sudah Beri Rekomendasi Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jawa Timur

Nasional
14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

Nasional
Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Nasional
Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Nasional
Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Nasional
SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

Nasional
Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Nasional
Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta 'Rest Area' Diperbanyak

Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta "Rest Area" Diperbanyak

Nasional
Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Nasional
Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com