Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politik, Ekonomi, Hukum, dan Pertanian Masih Jadi PR Jokowi-JK

Kompas.com - 27/10/2015, 15:43 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) selama satu tahun ini masih memiliki catatan. Sebanyak 11 sektor yang disurvei Founding Father's House (FFH), empat sektor yakni ekonomi, politik, hukum, dan pertanian masih belum memenuhi harapan publik.

"Dari sebelas yang kita survei, memang masih banyak ada yang jauh dari harapan dalam satu tahun ini. Masih belum memuaskan," ujar peneliti senior FFH Dian Permata dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (27/10/2015).

Sektor yang dianggap tidak memuaskan adalah pertanian, politik, keamanan, hukum, ekonomi, infrastruktur, luar negeri, olah raga dan kepemudaan, serta pelayanan publik. Sektor ekonomi mencatatkan angka paling tinggi akan ketidakpuasan.

Sebanyak 43,5 persen tidak puas, 9 persen sangat tidak puas, 27,8 persen puas, 2,5 persen sangat puas, dan 17,3 persen tidak tahu atau tidak menjawab.

"Masyarakat yang menyatakan tidak puas terutama yang terkait langsung dengan masalah perut terutama masalah kebutuhan pokok. Kalau masalah dollar, lebih banyak disinggung oleh kalangan menengah ke atas," ucap Dian.

Sektor lainnya yang juga dipandang negatif adalah sektor hukum. Di bidang hukum, sebanyak 35 persen responden tidak puas, 3 persen sangat tidak puas, 32 persen puas, 2 persen sangat puas, dan 28 persen tidak tahu atau tidak menjawab. Lainnya, yakni sektor pertanian yang juga mengkhawatirkan.

Sebanyak 34,8 persen tidak puas, 3,8 persen sangat tidak puas, 32,3 persen puas, 1,5 persen sangat puas, dan 27,8 persen tidak tahu atau tidak menjawab.

"Ada pembangunan waduk, tapi itu masih belum dirasakan masyarakat. Ada juga pengadaan pupuk murah tapi ternyata disejumlah titik ditemukan pupuk menghilang dari peredaran atau jika pun ada, harganya sangat mahal," kata dia.

Sementara di bidang politik, sebanyak 33,8 persen tidak puas, 3,3 persen sangat tidak puas, 26,8 persen puas, 2 persen responden sangat tidak puas, dan 27 persen tidak tahu atau tidak menjawab.

"Untuk sektor politik, yang ditangkap publik itu adalah kegaduhan. Baik kegaduhan antar institusi seperti DPR-pemerintah, KIH-KMP, Polri-KPK, juga termasuk di dalam kabinet sendiri," ucap Dian.

Belum sampai 50 persen

Sementara lima sektor lainnya masih dalam level kepuasan meski tidak sampai 50 persen. Misalnya, di bidang keamanan sebanyak 44,8 persen responden puas, 3,5 persen sangat puas, 22,8 persen tidak puas, 2 persen sangat tidak puas, dan 27 persen tidak tahu atau tidak menjawab.

Selain itu, di bidang infrastruktur, sebanyak 42,5 persen puas, 7,3 persen sangat puas, 21,3 persen tidak puas, 0,8 persen sangat tidak puas, dan 28,3 persen tidak tahu atau tidak menjawab.

Di bidang luar negeri, sebanyak 26,5 persen puas, 1,8 persen responden menyatakan sangat puas, 18,5 persen tidak puas, 0,8 persen sangat tidak puas, dan 52,5 persen tidak tahu atau tidak menjawab.

"Sebenarnya banyaknya responden tidak tahu menunjukkan publik sebenarnya tidak terlalu peduli dengan urusan luar negeri, termasuk soal kunjungan-kunjungan ke luar negeri presiden," kata Dian.

Untuk sektor bidang olahraga dan kepemudaan, sebanyak 31,5 persen puas, 1,3 persen responden sangat puas, 22 persen tidak puas, 2,8 persen sangat tidak puas, dan 42,5 persen tidak tahu atau tidak menjawab. Di bidang pelayanan publik, 40,5 persen responden menyatakan puas, 2,8 persen sangat puas, 19,5 persen tidak puas, 1,5 persen sangat tidak puas, dan 35,8 persen tidak tahu atau tidak menjawab.

Ada pun, survei dilaksanakan pada 10 September hingga 21 Oktober 2015 di 34 provinsi. Jumlah responden 1.090 orang yang sudah memiliki hak pilih pada Pilpres 2014. Tingkat kepercayaan sebesar 95 persen, dan margin of error +/- 2,97 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com