Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sindikat Asing Jadikan Indonesia sebagai Markas Pencurian Uang di Luar Negeri

Kompas.com - 21/10/2015, 08:29 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Penyidik dari Subdirektorat Cyber Crime Bareskrim Polri menangkap 119 warga negara asing pada 19-20 Oktober 2015. Mereka adalah sindikat pelaku pencurian rekening di luar negeri.

"Sebanyak 119 pelaku itu kami tangkap di lima lokasi yang berada di tiga kota, yakni Cirebon, Surabaya, dan Denpasar. Ini pekerjaan besar," ujar Kepala Bareskrim Komjen Anang Iskandar, Rabu (21/10/2015).

Sebanyak 18 orang yang terdiri dari 3 wanita dan 15 laki-laki ditangkap di sebuah rumah di Jalan Pemuda Nomor 28, Cirebon; 23 orang ditangkap di Jalan Wahidin, Cirebon; 32 orang ditangkap di Hotel Ciputra World, Surabaya; dan sisanya ditangkap di dua lokasi di Bali.

Anang mengatakan, para pelaku berasal dari negara yang berbeda-beda. Sebagian besar dari mereka adalah warga negara China, sebagian lagi warga negara Taiwan.

Di masing-masing lokasi penangkapan, penyidik menyita sejumlah barang bukti yang diduga digunakan para pelaku melancarkan aksi kejahatannya. Bukti-bukti itu antara lain 88 ponsel, 2 tablet, 5 laptop, 1 televisi, 2 hard disk berisi nomor telepon, 1 flashdisk, dan 2 mobil.

Dari lima lokasi, penyidik juga menyita uang dari berbagai macam mata uang, yakni Rp 174 juta, 27.900 dollar Hongkong, 682.300 dollar Taiwan, 12.700 yuan, dan 1.000 dollar Amerika Serikat.

"Kami menduga uang ini merupakan hasil dari tindak kejahatannya karena uang ini seperti dikumpulkan di dalam satu tempat dan dari berbagai mata uang asing," ujar Anang.

Indonesia jadi markas

Anang menjelaskan, penangkapan mereka berawal dari permintaan bantuan Criminal Investigation Departement-Ministry of Public Security China, beberapa waktu lalu. Informasi tersebut menyebutkan sindikat pencuri ini membobol ATM nasabah yang berada di China dan beberapa negara lain. Pembobolan tersebut dilakukan dengan cara skimming card atau menduplikasi kartu ATM.

Setelah ATM nasabah diduplikasi, pelaku menarik uang itu di Indonesia.

"Artinya, korban yang disasar itu warga di negaranya sendiri, tetapi mereka melakukan itu dari Indonesia. Mereka ini tugasnya beda-beda, ada yang menduplikasi di negara korban, ada yang mengambil uang di Indonesia," ujar Anang.

Rencananya, para pelaku dibawa ke Jakarta. Mereka kemudian akan diserahkan kepada Direktorat Jenderal Imigrasi. Sebab, selain pelaku kejahatan, mereka juga melanggar Pasal 122 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Nasional
Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal 'Food Estate'

Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal "Food Estate"

Nasional
Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Nasional
Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com