JAKARTA, KOMPAS.com — Sekretaris Fraksi Partai Golkar di DPR RI, Bambang Soesatyo, menilai, Presiden Joko Widodo tengah membangun kekuatan baru di luar Koalisi Indonesia Hebat dan Koalisi Merah Putih.
Hal itu disampaikan Bambang menyusul perubahan sikap politik Partai Amanat Nasional yang kini mendukung pemerintah.
"Presiden sedang bangun kekuatannya sendiri di luar KIH dan KMP," kata Bambang di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (17/10/2015).
Bambang menuturkan, selama ini Jokowi seperti tersandera oleh kepentingan partai politik pendukungnya saat akan mengambil sebuah kebijakan.
Namun, pada usia satu tahun memimpin pemerintahan, Bambang menilai Jokowi lebih luwes dalam melakukan konsolidasi politik. (Baca: Soal Wacana "Reshuffle" Jilid II, PDI-P Berharap Jokowi Hindari Risiko Politik)
Ia menganggap pilihan Jokowi menggandeng PAN cukup tepat. Alasannya, PAN merupakan partai yang tidak terlalu keras mengkritik pemerintah setelah dipimpin oleh Zulkifli Hasan.
Anggota Komisi III DPR RI itu melanjutkan, bukan tidak mungkin ada partai lain di dalam KMP yang akan diajak mendukung pemerintah.
Sebab, hanya dengan cara itulah, kata Bambang, Jokowi dapat mengatasi tekanan dari partai pendukung, khususnya saat menghadapi parlemen.
"Supaya tidak terus dibayang-bayangi poros Teuku Umar, Gondangdia, dan Diponegoro," kata Bambang.
Pada 2 September lalu, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan membawa partainya bergabung dengan partai pendukung pemerintah. Hal itu diumumkan secara resmi dalam sebuah jumpa pers di Istana Merdeka.
Zulkifli mengatakan, tantangan ekonomi dunia saat ini menjadi momentum yang tepat untuk bersama-sama membantu pemerintah. Dengan demikian, dia menganggap saat ini bukan lagi saatnya berpikir untuk masing-masing kelompok.
Sementara itu, Ketua DPP PAN Yandri Susanto mengatakan bahwa partainya sudah mempersiapkan nama-nama yang layak untuk diajukan sebagai menteri.
Ia merasa yakin kinerja pemerintah akan meningkat dengan masuknya PAN dalam pemerintahan. (Baca: Rakyat Tak Puas Kinerja Kabinet, PAN Siapkan Menteri)
"Nama-namanya banyaklah yang layak jadi menteri," kata Yandri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.