Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gayus Belum Punya Teman di Lapas Gunung Sindur

Kompas.com - 24/09/2015, 20:02 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak pindah ke Lembaga Pemasyarakatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Gayus Halomoan Partahanan Tambunan dikabarkan belum mempunyai teman.

Ia masih menjalani hukuman isolasi di sel barunya setelah ketahuan makan di restoran usai sidang gugatan cerai di Jakarta Utara. Ia belum diperkenankan berbaur, berbincang hingga sekedar ngopi bersama napi lain yang kebanyakan terseret kasus narkoba.

"Tadi setelah shalat Idul Adha dia langsung masuk lagi ke kamar bloknya. Dia belum bisa berkenalan dengan napi lain karena lagi masa isolasi. Itu perintah pimpinan. Saya hanya menjalankan perintah, saya dibayar rakyat untuk melaksanakan perintah dan aturan yang ada," kata Kepala Lapas Gunung Sindur, Edi Sigit Budiman, saat dihubungi Tribunnews, Kamis (24/9/2015).

Sejak tiba di Lapas Gunung Sindur dari Lapas Sukamiskin, Bandung, Selasa (22/9/2015), Gayus ditempatkan di satu kamar di Blok A yang berkapasitas 108 napi. Dia penghuni satu-satunya di blok tersebut.

"Sampai hari ini dia masih masih diisolasi di Blok A. Dia sendirian di blok itu, belum ada napi lain. Blok tersebut direncanakan untuk napi para bandar narkoba," ujar Edi.

"Tapi, sekarang belum ada napi bandar narkoba di blok itu, kalau di blok lain sudah ada, sudah terisi. Kalau dibilang kasihan yah tidak, karena saya hanya menjalankan perintah pimpinan," ucapnya. (Abdul Qodir)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com